Wednesday, October 28, 2009

Ini essai yg saya tulis buat lomba "jika aku jadi rektor ITB" yang diadakan oleh ITB. Ini murni program impian saya deh, kalo suatu saat saya bisa ngebangun sekolah sendiri...hohhooo


ITB Mencatak Mahasiswa yang Unggul dalam Akademik dan Kepribadian
dengan Program
Target and Reward (TAR)

1. ITB dengan segala Ketenarannya
Institut Teknologi Bandung. Wah, mendengar dari namanya saja orang-orang sudah akan mengetahui kualitasnya. ITB sudah luhur semenjak zaman Belanda, dan masih eksis hingga kini sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik (dan kalau boleh dibilang, perguruang tinggi teknik terbaik) di Indonesia. Hanya Indonesia? Hmm..ITB juga diperhitungkan dalam rangking universitas dunia.
Dari fakta ini saya bisa katakan bahwa kualitas akademik bukanlah menjadi kendala lagi.

Siapa yang tidak mengenal bung Karno, dengan segala keberaniannya dalam memimpin Indonesia menuju bangsa yang merdeka penuh? Atau B.J Habibie, yang bahkan negara Jerman berani “menyewa” beliau untuk menjadi salah seorang ahli disana? Bung Karno memperoleh gelar insinyurnya dari ITB, B.J Habibie memulai prestasi cemerlang beliau dari kampus ITB. Lihat, ITB sudah menciptakan dua tokoh yang pernah menjadi orang nomor 1 di Indonesia, yang juga disegani dunia. Yang tidak kalah penting, baru-baru ini telah dilantik Kabinet Indonesia Bersatu II, dan dari universitas mana menterinya paling banyak berasal? ITB.
Dari fakta ini saya berani mengatakan bahwa rahim ITB sudah sukses melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa.

2. Apa Masalah yang Dihadapi ITB?
ITB sudah terlihat sangat komplet. Kemampuan akademik yang hebat dan lulusannya yang sudah menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Tapi apakah terlihat sesempurna itu? Tunggu dulu. Di awal tahun 2009, sebuah media cetak memuat suatu arikel hasil survey mereka mengenai presentase lulusan-lulusan berbagai universitas di Indonesia yang diserap di lapangan pekerjaan. Yang sangat mengejutkan adalah, ITB, dengan segala prestasi akademik yang diusungnya, dengan segala kredibilitas ‘rangking dunia’ yang dipegangnya, bukanlah yang terbanyak dalam kontribusi penyumbang tenaga kerja di Indonesia. Justru universitas-universitas lain, yang secara kualitas akademik masih dibawah ITB, memiliki presentase yang lebih tinggi.
Mengapa ini dapat terjadi? Media itu kemudian menelaah faktor X yang menyebabkan keanehan ini. Hasil yang mereka paparkan seakan “menampar” ITB telak di pipi. Mereka menyatakan bahwa penyebab lulusan-lulusan ITB kalah bersaing dengan lulusan dari universitas-universitas lain adalah karena sifat psikologis dari lulusan-lulusan ITB yang individualis. Hasil menunjukkan bahwa para lulusan ITB memang nomor 1 di bidang intelektual, namun di bidang emosi, manajerial dan kerjasama, lulusan ITB masih jauh tertinggal di banding yang lain.
Ternyata memang lapangan pekerjaan memang seperti itu adanya. Kemampuan akademik bukanlah yang utama. Yang paling penting adalah kepribadian/psikologi seseorang, yakni kemampuannya dalam bekerja sama, ketahanan terhadap tekanan dan kemauan untuk mempelajari sesuatu yang baru. Sayangnya, banyak dari para pelamar lulusan ITB yang gagal dalam bidang ini.
Saya bisa mengatakan hal ini adalah hal yang cukup fatal. Perlu diadakan perbaikan sesegera mungkin untuk menyelesaikan permasalahan ini.

3. Apa yang Harus Dilakukan?
Apa alasan manusia belajar? Apa alasan manusia harus bersusah payah mengenyam pendidikan sebegitu lamanya? Dari hasil obrolan dan survey saya kepada teman-teman saya, sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa “mereka belajar agar mereka memiliki modal untuk menang bersaing dan berkompetisi, di ladang manapun yang mereka datangi”. Saya dapat menyimpulkan dengan bahasa yang lebih mudah, yakni “agar bisa bekerja dan menjadi bos di perusahaan”.
Berdasarkan fakta dari media tersebut, kini dapatkah kita menjamin bahwa kemampuan intelektual adalah yang paling dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan? Ternyata tidak. Memang kemampuan intelektual itu sangatlah penting, namun kemampuan untuk bekerja sama, kemampuan untuk mengendalikan diri, atau saya singkat, kemampuan psikologi dan emosi yang baik adalah yang paling utama untuk bersaing di dunia pekerjaan.
Noordin M Top, Dr. Azhari. Mereka adalah orang-orang yang cerdas secara intelektual. Namun, bagaimana pandangan masyarakat dunia terhadap mereka setelah berbagai hal yang sudah mereka lakukan?Mereka hanya dipandang sebagai pecundang, orang jahat, dan konotasi negatif lainnya atas perbuatan mereka.
Koruptor-koruptor di Indonesia, baik yang sudah mendekam di penjara atau yang masih berjaya, mereka adalah orang-orang cerdas secara intelektual dan strategi. Namun, kecurangan yang mereka lakukan terhadap keuangan perusahaan dan/atau negara bukanlah suatu hal yang cerdas yang dapat diterima.
Dari fakta ini saya berani mengatakan bahwa kecerdasan intelektual tanpa kecerdasan psikologi adalah sesuatu yang timpang dan akan menghasilkan efek yang tidak baik.
ITB memiliki PR yang cukup sulit kalau begitu.

ITB harus berani merevisi pendidikannya, agar tidak hanya mengasah dan meningkatkan kemampuan intelektual mahasiswanya, namun juga dapat mengasah dan meningkatkan kapabilitas kemampuan psikologi/kepribadiannya. Jika hal ini tidak sesegera mungkin dilakukan, saya tidak heran jika beberapa tahun kedepan, meski lulus dengan IP baik, lulusan-lulusan ITB akan sulit memperoleh pekerjaan di berbagai perusahaan.

Dan seorang REKTORlah yang harus memimpin segala macam revisi, improvisasi dan inovasi itu.

4. Jika Saya Menjadi Rektor ITB….
Saya akan berusaha membangun ITB menjadi sebuah institusi pendidikan yang unggul tidak hanya dalam bidang akademik, namun juga kepribadian/psikologi. Saya ingin mengubah idiom masyarakat yang menyebut ITB=Institut Terindividualis Bangsa.
Institusi pendidikan yang baik adalah institusi pendidikan yang mampu menjadikan lulusan yang dapat memberikan kontribusi dalam membangun bangsa ini, dan seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki keunggulan dalam 2 sisi, akademik/intelektual dan kepribadian. Tipikal sebagian lembaga pendidikan di Indonesia (bukan hanya itb) adalah mengedepankan orientasi kecerdasan akademik diatas segalanya. Padahal, berdasarkan contoh diatas kita kini seharusnya menyadari kalau kecerdasan akademik bukanlah syarat satu-satunya untuk menjadi orang yang sukses. Kita butuh yang lain dari itu semua, yakni kepribadian yang baik.
Negara ini sangat membutuhkan generasi penerus yang berkualitas, agar dapat membawa negara ini menjadi bangsa yang maju dan dapat bersaing dengan bangsa lain
Kita memang membutuhkan orang yang cerdas. Namun hanya sekedar cerdas dalam aspek akademik tidaklah cukup. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang dituntut untuk memiliki paket yang lengkap. Hanya cerdas secara akademik belumlah lengkap. Dibutuhkan akhlak dan kepribadian yang baik untuk melengkapinya. Mungkin contoh Noordin M. Top sudah cukup menguatkan opini saya.

5. Langkah Konkret melalui TARGET and REWARD
Kebijakan rektorat yang sekarang untuk menghilangkan, baik secara sadar ataupun tidak sadar, sikap individualis yang dimiliki oleh sebagian mahasiswa ITB adalah dengan menekankan faktor bekerja sama dalam mengerjakan setiap tugas dalam setiap mata pelajaran. Kita semua tentunya sudah tahu, setiap tugas praktikum, soal-soal tutorial atau tugas lainnya pasti kita akan mengerjakannya di dalam kelompok. Dari kebijakan ini diharapkan akan tumbuh rasa solidaritas, kemampuan bekerja sama dan komunikasi yang baik diantara mahasiswa.
Apakah ini efektif? Menurut saya belum. Kadang-kadang saya menjumpai beberapa kelompok yang justru meng-akal-i tugas kelompok itu dengan membaginya menjadi beberapa bagian. Misal, soal tutorial yang seharusnya dikerjakan bersama, akan mereka bagi rata sesuai jumlah anggota, setiap orang membuat bagiannya, lalu dikumpulkan menjadi satu, dan selesai. Apa ini yang namanya kerja sama kelompok? Apa mereka melakukan interaksi, komunikasi, dan saling membantu satu dengan yang lainnya? Tidak, sama sekali. Individualistis tetap terjadi di sini, meski dengan cara yang lebih tak kasat mata.
Jika saya menjadi rektor ITB, saya akan mengemas suatu paket pendidikan yang, secara sadar ataupun tidak, akan membuat para mahasiswa merasa bahwa bekerja bersama adalah tindakan yang jauh lebih cerdas dibandingkan bekerja sendiri, bahwa bekerja sama akan lebih menyenangkan. Paket ini sudah akan saya mulai semenjak mahasiswa tersebut memasuki masa TPB. Mengapa? Karena bagi saya, awal TPB itulah yang paling dapat memancing rasa kerja sama mahasiswa, dengan mempertimbangkan kondisi pada saat itu mereka sedang dalam tahap belum mengenal satu sama lain.
Saya akan membuat program, yang sebenarnya sangat sederhana namun efektif, yang saya namakan TARGET and REWARD (TAR).
Program ini adalah program kelompok, yang dapat dibuat secara fleksibel, sesuai dengan apa yang dilakukan. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa solidaritas, sosialisasi yang baik, serta kerja sama antar sesama mahasiswa. Saya namakan Target and Reward, karena program ini mengharuskan sekelompok mahasiswa memenuhi target yang ditetapkan oleh Dosen, atau oleh rektorat sendiri. Misal, dalam sebuah mata kuliah fisika dasar, dosen akan secara acak mengelompokkan mahasiswa menjadi beberapa kelompok. Kelompok ini harus bersaing antar satu kelompok dengan yang lainnya untuk mencapai target yang ditetapkan dosenuntuk IP mereka. IP dihitung dari akumulasi rata-rata nilai masing-masing anggota kelompok. Kelompok dengan nilai rata-rata IP yang memenuhi target akan memperoleh penghargaan berupa tambahan nilai dalam transkripnya, sesuai level target yang ditetapkan.
Dengan cara ini, setiap anggota kelompok mau ataupun tidak mau harus memperhatikan kelompoknya, karena nilai mereka bergantung pada rekan sekelompok mereka. Yang lebih mengerti akan mengajari yang kurang mengerti, hingga semua anggota kelompok memiliki kemampuan akademik yang rata-rata sama. Secara tidak langsung, mereka akan memahami betapa berharganya arti sebuah kerjasama.
Program ini pun tidak akan hanya berkisar diantara rekan sebaya. Mengingat di lapangan pekerjaan yang sesungguhnya kita akan menemukan orang-orang di berbagai usia dan spesialisasi, program TAR ini juga akan mengelompokkan mahasiswa dari angkatan yang berbeda untuk saling bekerja sama. Misalnya, si A, mahasiswa angkatan 2007, yang NIM TPBnya adalah XXX, maka ia akan diberi target untuk bertanggungjawab atas kesuksesan akademik mahasiswa angkatan 2008 dan 2009 yang NIM TPBnya sama dengan A. Jika si A berhasil memenuhi level target tertentu, yakni seberapa mampu ia membina mahasiswa angkatan 2008 dan 2009 untuk mendapatkan IP yang baik, ia akan memperoleh tambahan nilai pada transkripnya. Tentunya dengan cara ini, terpaksa atau tidak, antara senior dan junior akan berinteraksi satu sama lain. Mereka akan saling bekerja sama untuk mencapai reward mereka masing-masing. Mereka akan memahami betapa berharganya arti sebuah kerjasama. Selain itu, akan muncul rasa kekompakan dan kekeluargaan tersendiri antar angkatan, yang tentunya akan menambah erat rasa solidaritas dan korsa warga ITB.
Mengingat program ini sangat erat kaitannya dengan akademik/intelektual, apabila program ini dapat berjalan dengan baik, kita dapat memperoleh dua keuntungan sekaligus. Pertama, tentunya prestasi akademik dan kemampuan intelektual mahasiswa ITB yang sudah baik akan semakin baik lagi. Kedua, secara sadar ataupun tidak sadar, akan muncul rasa kebersamaan, korsa, solidaritas, kekeluargaan, dan kemampuan bekerja sama yang baik bagi seluruh mahasiswa ITB.
Dari program ini diharapkan seluruh lulusan ITB tidak akan pernah lagi mengalami masalah dalam tes kepribadian/psikologi, seperti yang sering dialami oleh lulusan-lulusan ITB pada fit and proper test calon tenaga kerja dalam lapangan pekerjaan. Jangka panjangnya, lulusan-lulusan ITB akan mampu berkontribusi secara maksimal dalam usaha membangun Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan bersaing dengan negara-negara maju lainnya.
Jika saya menjadi Rektor ITB…idiom akan berubah, menjadi ITB=Institut Terbaik Bangsa.

Saturday, October 24, 2009

Mengeluh putus cinta di FB? Please dong ya

Baru baru ini di home Facebook saya, ada sebuah note yang terpajang, seakan menanti untuk dibaca. Note itu dari seorang temennya temen SMA saya...karena saya lagi ga ada kerjaan, saya baca aja note-nya.

ternyata isi note itu adalah tentang si cewek (yang nulis ini cewek), sebut aja A, yang putus sama temen saya, si B. Si A harus putus sama si B karena mamanya si B buat ultimatum, pilih mamanya atau si A (gila bener ya, yang ini saya nyaris ga percaya...secara sinetron abis gitu loh...tapi begitu saya nanya sama temen saya yang satu lagi, yang lebih kenal sama si B ketimbang saya, katanya emang begitu keadaannya).
Dan singkatnya, A dan B dengan terpaksa putus tus tus. Padahal si A masih sangat mencintai B (bgitu tulis si A)...

di note itu si A menceritakan sedetil-detilnya kejadian tentang hal-perihal mereka jadian, manisnya pacaran, sampe tragedi putusnya. Wuih, saya terhanyut, jujur aja, awalnya, dengan cerita itu...cuma lama2 saya malah jadi mikir...it's too unimportant...

sumpah ya, masih banyak hal yang lebih penting buat dishare ke orang-orang daripada curhatan putus cinta ini. Iya emang, di note itu cuma di tag orang-orang tertentu aja, tapi kan otomatis note ini bakal muncul di home semua orang...dan pasti bakal mengundang org untuk baca kan? itu sama aja kayak ngasih pengumuman ke semua orang: "eeeii, gue putus ama cowo gue niihh, gw sedih bangeet". Ya gitu deh kira2.

LEBAY. BERLEBIHAN. mungkin ini gara2 saya belom pernah pacaran, jadi belom pernah ngerasain rasanya putus cinta...mungkin gara2 saya belom pernah ninggalin orang yang saya cintai dengan terpaksa...tapi menurut akal sehat dan pemikiran saya yang paling melankolis sekalipun, hal ini tetep berlebihan...

kenapa saya bisa mikir kayak gitu? tolong deh ya, hal yang seperti itu ga usah diumbar..kalaupun emang pengen diceritakan, ga perlu dong 1000 temen, even dia bukan temen yang lo bener2 kenal, buat tau masalah lo...MASIH BANYAK hal-hal penting yang patut buat diobrolin, di-share, dan dicari solusinya dibanding hal yang menye-menye kayak gini.

kita seharusnya lihat ke bawah, dimana masih banyak sekali teman2 di luar sana yang bahkan nggak punya kesempatan untuk mencintai dan dicintai...
yang bahkan harus sibuk mikirin hari ini mau makan apa, bukannya hari ini udah ditelpon pacar ato belum
yang masih sibuk bermimpi tentang masa depan mereka yang tak tergambarkan, bukannya mikirin kenapa pacarnya hari itu nggak semanis biasanya
yang masih harus berlomba dengan lampu merah untuk mendapatkan makan siang, bukannya malah sibuk cari baju yang pas untuk malem mingguan dgn sang pacar

lihat...kalo aja semua dari kita mau lihat ke bawah...ga bakal ada note-note yang (maaf) konyol seperti itu...

hari ini saya dapat pelajaran berharga, dimana kalau mulut kita udah mau mulai mengeluh, kita harus lihat kebawah, ke orang2 yang nasibnya jauuh lebih tidak beruntung dari kita...maka keluhan yang akan keluar dari mulut kita pasti akan hilang dengan sendirinya..

ayo, jangan suka ngeluh ya! Pendeitaanmu ga segitu parahnya kok! enjoy this life with smile!

Friday, October 23, 2009

Tersenyum dengan Hati

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.

Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."

Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian. Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!

Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali. Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya.

Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.

Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona. Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah. Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata,

"Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata,

"Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku!"

Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.

Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap,

"Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya dan sekaligus merupakan 'hidayah' bagi saya, maupun bagi orang2 yang ada disekitar saya saat itu. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya.

Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.

"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.

Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan
kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.

Thursday, October 22, 2009

Cara terhormat buat menyuarakan aspirasi anak muda

Selasa, 20 Oktober 2009

Hai, eh pada tau ga hari ini SBY-Boediono dilantik? Mulai hari ini foto-foto di depan kelas-kelas bakal berubah sedikit, karena wapresnya udah beda...
SELAMAT DAN SUKSES UNTUK PAK SBY DAN PAK BOEDIONO. Saya harap bapak-bapak bisa memimpin Indonesia menjadi bangsa yang SEHAT, CERDAS, dan BERAKHLAK, serta bisa membawa bangsa ini untuk maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. AMIN. (saya yakin, itu doa semua anak Indonesia saat ini..meski beberapa Cuma implicitly stated lewat status di plurk).
Oh iya, saya inget, hari ini mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas pada dateng ke pelantikan SBY-Boediono buat ‘mengawal’ pelantikan dan menyuarakan aspirasi tentang ketiadaannya pihak oposisi pemerintahan. As info ajah ya…sekarang golkar udah bukan lagi oposisi pemerintahan, golkar sekarang berbalik jadi koalisi. PDIP masih dilema anatar mau jadi koalisi atau oposisi. Ibu megawati bersikeras untuk jadi oposisi pemerintah saja. Tapi hal ini ga didukung oleh partai dan bahkan suami beliau sendiri, bapak Taufik Kiemas (yang baru-baru ini dilantik jadi ketua MPR, selamat Pak! Baca Kita udah punya Ketua MPR baru nih!). Ada sekitar 95% tubuh partai yang memilih untuk menjadi koalisi daripada menjadi oposisi. Haduh, ini memang gara-gara beneran sepakat dengan kebijakan pemerintah atau memang karena haus kekuasaan dan pengen ngerasain kursi DPR? Cckckck…saya harap pilihan mereka untuk menjadi koalisi didasarkan atas pertimbangan yang pertama.
Nah, karena saya anak ITB, jadinya saya tau tuh, anak ITB membuka open recruitment buat siapa aja yangmau ikutan’mengawal’ ke jakarta. Saya diajakin temen saya buat ikutan…tapii…menurut saya cara mereka itu bukanlah cara yang cerdas untuk menyuarakan aspirasi. Meski mereka bilang, mereka mau ‘mengawal’ dan meberikan pendapat, buat saya itu semua akan sama dengan demonstrasi. Saya, jujur aja, ga suka demonstrasi. Karena menurut saya, demonstrasi, sambil bawa-bawa spanduk, adalah jalan yang paling (maaf) kampungan dan ga cerdas untuk menyampaikan aspirasi. Sebagai mahasiswa, yang tentunya udah punya pemikiran yang lebih matang, sebuah demonstrasi dengan spanduk dan toa bukanlah cara yang intelek menurut saya.
Ya memang sih, reformasi ada gara-gara mahasiswa berdemo besar-besaran di gedung DPR, Mei 1998 yang lalu. Tapi liat deh, cara itu ga membuat nama indonesia baik di mata dunia. Ada satu penggalan dari novel clara Ng (Dimsum Terakhir) yang saya baca, isinya adalah keheranan dengan mahasiswa Indonesia yang sempat-sempatnya berdemo, teriak-teriak minta keadilan…apakah tugas kuliah mereka sudah selesai? Apakah diktat yang bertumpuk sudah dibaca? Apakah praktek kerja lapangan laporannya sudah selesai? Apa tidak ada buku yang harus dimengerti isiniya? Berbagai pertanyaan ini seperti menghantam saya dan menyadarkan saya ada berbagai jalan yang lebih baik untuk menyarakan aspirasi.
Kemarin saya buak youtube dan menonton konferensi dunia tentang lingkungan hidup. Disana,ada seorang anak yang umurnya kira-kira 14 tahun lah, ngomong: People are seen by his action, not by his saying. Hal ini semakin memantapkan opini saya tentang betapa-ga-kerennya-kalo-demo. Si anak itu pidato di depan ratusan representatives dari berbagai negara. Dia membicarakan, dengan kalimat yang sederhana, straight to the point, dan bener2 dari kacamata anak-anak, mengenai masa depan dunia dan nasib generasi selanjutnya apabila manusia, terutama representatives itu, tidak mengindahkan lingkungan dan menjaganya untuk tetap nyaman ditinggali.
Komunikasi seperti forum atau konferensi seperti itu lebih efektif deh, kayaknya. Dan yang pasti, kedua belah pihak akan berinteraksi dengan lebih personal, sehingga maksud dan arah masing-masing dapat dimengeri dan dicapai secara maksimal.
Ini PR buat mentri perhubungan nih…harus diadakan komunikasi rutin antara pemerintah dan mahasiswa.
Gimana menurut kalian? Apa ada cara lain yang lebih keren dan terhormat dari sekadar angkat spanduk dan toa? Karena menurut saya cara yang konvensional ini ‘ga mahasiswa’ banget.

Flashdisk oh Flashdisk

Kosan Gaul, 21 oktober 2009
Yes, akhirnya setelah sekian lama saya menahan hasrat unttuk beli barang elektronik, dengan modal nekat plus kiriman yang baruuu aja dstang, akhirnya terbeli juga flashdisk kingston 8 giga.hahahaha…Saya merasa jadi orang paling oke sedunia…bangga..latest edition gitu looh..widih
Buat flashdisk yang satu ini sayar rada ati-ati nih…saya paling teledor kalo masalah nyimpen flashdisk. Saya inget banget sejarah saya punya flashdisk..
Pertama saya punya flashdisk itu pas saya baru masuk sma, flashdisk nexus 256 megabytes, pake tali warna merah. Dimulai dengan tutupnya yang lebih dulu ilang, waktu saya ngeprint tugas, dilanjutkan dengan sang flashdisk nyelip entah kemana..dan baru muncul saat akhir kelas 1.
Eh kelas 2 awal si nexus ilang. Akhirnya saya dibeliin flashdisk kingston 1 giga warna hijua muda-putih dari abang saya, yang prihatin sama adeknya yang pontang-panting pinjem flashdisk kanan kiri…hahahaa..tapii..pas saya lagi ke bandung, lomba debat bahasa inggris di penabur, flashdisknya ilang di hotel..yaah. sumpah, itu perasaan ga enak banget, ampe sekarang saya ga bilang sama abang saya kalo itu flashdisk ilang.
Naik kelas 3, saya beli flashdisk 4 giga…yang sangat membantu sampai saya lulus sma. Wuih, itu flashdisk berjasa bangetnget…menemani langkah-langkah saya nyusun karya tulis yang bikin ngejlimet bersama Bu Tuti cs, pamong bahasa indonesia yang TOP BGT. (saya kagum sama ibu^^). Si flashdisk kingston item ini juga berjasa sekali dalam membantu saya mengapply berbagai univ, dari NTU sampe ITB…yang akhirnya saya nyemplung si ITB…dia menemani malam-malam dimana saya deg-degan tiap buka inet nyari info pendaftara universitas.
Dan tetetetereeet…sampailah saya di ITB. Kayaknya itu flashdisk tugasnya cukup sampai ngelulusin saya sma dan nemenin saya masuk itb deh…soalnya begitu saya mulai-mulai ospek, entah kenapa itu flashdisk hilang begitu saja….saya aja bingung, padahal saya simpen di tas dan ga kemana-mana…ya udah, saya ikhlas aja…mungkin kalaupun ketinggalan dan jatoh dan ditemuin orang…berarti emang jodoh saya sama si item emang sampe situ aj (ngeles sih, sbenernya, hehe). Alhasil saya hidup tanpa flashdisk, lagi. Oh my gosh.
Saya kirain, alah, flash disk doang..lagian kuliah TPB ini..palingan juga Cuma nulis, nyatet doang..minjem aja mah. Eh eh eeh taunyaa..dosen saya yang kimia dasar, bapak yana (sumpah, ini dosen pinter banget), selalu bermurah hati untuk bagi2 handout materinya beliau lewat email..ya udah deh..saya jadi mesti punya flash disk kan kalo perlu ngeprint handoutnya…secara saya ga bisa kalo belajar Cuma ngeliatin layar laptop doang…gatel tangan pengen nyoretin kertasnya.
Ga Cuma pak yana lhoo..dosen-dosen lain juga begitu..adaaa aja yang dibagiin secara digital, dan itu mahapenting…kayaknya itb emang kayak gitu ya sistem bagi2 informasinya…serba digital..udah ga jaman pake kertas…cieh bangga. Ya udah deh, siang ini kebetulan temen saya ada yang mau ke BEC beli sarung BB, saya nitip aja flashdisk 1…udah kayak mau nitip beli aqua aja. Ga mau tanggung, saya beli yang 8 GIGA!! Hahahaa..gila..bisa ngebackup laptop ini sih namanya…
Dan oh my…ini saya baru pulang dari ngeprint (sambil cari makan). Dan you know, flashdisknya ketinggalan LAGI! Tapi thanks God bangeet, temen saya ada yang nyadar dan langsung ngebawain itu buat saya. Waduh, ga tau deh apa jadinya kalo itu flashdisk ketinggalan lagi…
Mulai sekarang saya harus belajar untuk ga pikun…parah nih kalo terulang..tekor, man!
Semoga si bule (julukan baru flashdisk saya, hahaha, karena warnanya biru-putih, ngingrtin saya sama belanda) bisa nemenin saya selamanya ya..halaah..ya minimal ampe pake toga di sabuga lah…(amiin)

Next project saya adalah ngebeliin papa flashdisk 8 giga juga buat kado natal. Tiba-tiba aja saya jadi inget papa pas lihat flash disk ini. Doain pa, aku pengen banget pake uang hasil keringet aku sendiri (baca: profit hasil jual pulsa) buat ngebeliin papa dan mama kado

Kita udah punya Ketua MPR baru nih!

Halo semuanya…tau ga, sekarang kita udah punya ketua MPR baru? Orangnya udah familiar banget buat kita…bakan pernah jadi suami RI-1..Yup beliau adalah bapak Taufik Kiemas, suami dari Ibu Megawati Soekarnoputri. Setelah sang ibu retired, sekarang kiprah si bapak dimulai
Hmm…jujur ajah ya, saya ampir keselek minum susu pas tau kalo taufik kiemas sekarang udah jadi ketua MPR. Saya ga pernah nyangka gitu ya….unpredictable lah…Tapi saya sih terima-terima aja..mungkin itu emang udah pilihan yang tepat. Saya Cuma bisa berdoa semoga beliau bisa menjadi pemimpin yang baik. Amiin.
Dan oh iya, tau ga sih…ibu mega ga dateng waktu acara pelantikan pak taufik kiemas…ga tau deh kenapa…(wah status bu mega sekarang udah ganti ya, bukan ibu mantan presiden, tapi udah jadi ibu ketua MPR…). Saya harap sih ketidakahdiran beliau gara-gara beliau ada hal penting yang harus diselesaikan, bukan karena hal lain yang di-suudzon-in sama orang-orang
Terus-terus..saya baca di yahoonews kalo banyak pihak yang protes mengenai terpilihnya Bapak Taufik Kiemas menjadi ketua MPR…protes yang palng utamanaya adalah didasarkan pada ketidakloyalan beliau selama menjadi anggota komisi. Pada periode yang lalu aja, misalnya, kehadiran beliau dalam rapat dan sidang KURANG DARI 25%. (kemana aja itu 75% nya?) Waah, kalo udah gini ceritanya emang ga baik ya…bikin shock. bayangin aja misalnya kamu punya temen sekelas yang jarang masuk, eh tiba-tiba dia jadi ketua osis, ato tiba-tiba dia jadi ranking 1…padahal kamu ga pernah lihat sifat kepemimpinan dia atau lihat dia belajar dan ngebuktiin seberapa cerdasnya dia.
Takut aja nih, kalo selama jadi anggota komisi hadirnya kurang dari 25%, gimana kalau jadi ketua MPR? saya harap setelah menjadi ketua MPR, kehadirannya bisa 100% deh. Kalo ketua MPR aja jarang masuk, gimana musyawarah bisa berjalan dengan lancar? Ya ga sih? Toh, kita harus memberi kesempatan kan? Siapapun berhak menjadi pemimpin, siapapun berhak diberi kesempatan memimpin. Kita doakan saja semoga kepemimpinan beliau dapat menjadikan bangsa menjadi lebih baik.

Friday, October 02, 2009

Wise words

Leisure Time

Leisure Time = Males-Malesan? Ntar dulu….

Siang ini ga tau kenapa saya lagi bad mood banget untuk belajar, apalagi buat PR. Padahal, paginya aja saya udah ngebaca buku kimdas hiskia ahmad ampe 30 halaman. Tapi siangnya, mungkin karena cuaca panas, atau karena perut yang kenyang abis makan, membuat saya jenuh untuk melihat buku…apalagi PR fisika yang lusa bakal dikumpulin.

Well, tiba-tiba aja tangan saya ‘gatel’. Terus saya ngelirik lemari saya. Disana tergantung dengan pasrah sebuah tas kain sederhana yang ‘jogja banget’. (batik2 gituu), yang kayaknya udah dipake sama sejuta umat. Tadinya tas itu saya tinggalin di palembang, tapi si mama malah nyuruh bawa, daripada mubazir, kata beliau.
Dan disinilah sekarang tempat tas itu, di lemari kosan saya. Karena ga mungkin Cuma saya simpen aja, dan saya juga lagi butuh handbag buat kuliah+jalan2 santai, akhirnya saya bongkar2 pernik2, gantungan kunci, ampe tali sepatu. Trus ga tau dari mana ide2 muncul dan tiba2 aja saya udah sibuk menjahit, menggunting, blablabla.

Beberapa jam kemudian, voilaaa!! Tatatadaaa….jadilah sebuah tas etnik yang OK banget (ga boong, saya aja bingung, kok jadi bagus ya?). Dan ketika saya ngelihat jam…waah, udah 3 jam saya sibuk ngerjain ini…coba kalo misal saya buka internet, fb, twitter, dsb, past 3 jam bakal abis ngetik di laptop doang deh…tapi 3 jam ini saya ngerasa worth it banget, karena ga Cuma2, sekarang saya udah punya handbag baru, yang the one and only in the world..hahahahaa….(lebay mode: on). Tapi bangga, lho, pake barang buatan sendiri…

Naah, leisure time ga harus ber fesbuk ria, bertwitter ria, atau malah tidur2 an…bisa diisi sama hal2 yang juga fun tapi tetap berguna…ya kayak saya…asyik2 makeover tas ‘pasaran’ jadi lumayan bergaya dan ga malu2in buat dipake jalan2.
Yuk, cari kesibukan yang berguna! Saya tantang nih….haahhahaa

PEMPEK? Maumaumau???;)

Pempek, sang Primadona

Tau ga sih, kadang2 menjadi anak yang berasal dari palembang ngebuat saya kerepotan sendiri. Di TN, setiap liburan (baca: pulang kampung), saya PASTI dimaklumatkan untuk ngebawain pempek….ga Cuma buat temen2..bahkan pamong2nya juga pada nitip..pake duit lagi! Parah kan?

Saya sih seneng aja ngebawain pempek buat mereka, kan nyenengin orang, gitu. Saya kasian + geli aja liat temen2 saya di TN dulu, kalo saya udah pulang dari palembang, pasti mereka udah stand by dengan mangkoknya masing2 di kamar saya. Padahal saya sendiri belom nyampe.

Cuma yang bikin saya sebel adalah…berat, cuy! Saya paling sebel kalo bawa pempek, soalnya:
1. Pempek itu ga boleh masuk ke bagasi pesawat. Aljhasil saya mesti nenteng kotak-kecil-tapi-berat itu kemana2…even ke WC sekalipun
2. Pempek itu sensitif, maksudnya cepet basi. Mo semahal apapun itu pempek, kalo udah basi kan sama aja, sama2 ga enak…makanya, kalo udah nyampe tempat tujuan, kerjaan saya belum kelar. Saya mesti mengolah pempeknya biar ga cepet basi, dgn direbus dulu. Nah, ngerepotin kan.
3. Pasti adaa aja yang ga kebagian pempek yang saya bawa. Kalo udah gini, pasti saya bakal jadi ga enakan sama orang itu…

Dan, you know what? Pempek bisa bikin orang nekat. Salah seorang kk kelas saya ampe ngebela-belain dateng ke kosan saya demi pempek. Awalnya saya becanda doang, di FB saya bilang: Bang, kalo mau oleh2nya dateng k kosan, saya ogah nyari abang di kampus Cuma buat ngasih pempek!.Saya kan tau tuh dia orangnya ga mau ribet, ga mau direpotin, apalagi sama adik kelas..makanya saya mikir, wah, ni abang pasti ga bakal dateng....Saya sih ada pempeknya, Cuma saya ga bawa banyak..Cuma buat anak kosan + saya aja.

Eh, tiba2, baruu aja saya pulang dari ciwalk, tiba2 saya ditelpon. Ternyata itu kk kelas saya. Dia udah di depan kosan! Mati nih…nekat bener tuh orang ya. Padahal saya udah sengaja ga ngasih alamat kosan saya. Saya juga ga ngerti itu orang tau alamat saya darimana…dan yang paling parah, dia ga sendirian! Sekosannya kk kelas saya itu emang banyak anak alumni TN-nya, yang kk kelas saya juga. Nah, mereka semua dateng! Mana cowo semua..kosan saya ga boleh dimasukin cowo..fuhh..disaster abis,
Akhirnya, dengan sangat terpaksa, saya ngambil stok pempek dari kulkas (maaf temen2 kosan, jatah kalian tereduksi dikit!) plus kemplang, yang harusnya buat stok saya. Pelajaran penting banget nih buat saya…mesti sedia stok sebelum ada yang nekat!

Pempek emang bisa diterima siapa aja ya..anak kecil, orang tua, orang padang ampe orang jawa, semua seneng banget makan pempek. Bisa bikin nekat juga kalo udah addicted. Ga mau kalah ama narkoba ih.

Pempek, emang the tastiest meal ever deh. Harus dipatenin tuh! Aset bangsa banget! Hidup pempek! Hahahahaa.

just HALLOOOUU!!

Halohaloo.
Hari ini saya mulai dengan: MENGEPEL LANTAI!! Wahhaa, crazy thing! Jadi ceritanya, semprotan WC kamar kos saya rusak, jadinya airnya bocor kemana2 dan membanjiri seluruh kamar. Dengan sangat terpaksa saya pagi2 udah ngepel…and because of this I broke all my planning to go to the church for morning sermon..hiaah
Akhirnya saya gereja siang….dan pulangnya saya ga nemu satupun warung makan yang buka di dekat kosan saya!! Arrgh, I had already starving, but I couldn’t get any kind of meal at all. I thought it because of the holiday time. Those food seller must think that all college students haven’t come back yet. Yap, they’re absolutely right, with me and some of my friends as the exceptions.
Finally I found one. It was very crowded and the meals didn’t make me urgently wanna eat. I liked none of them. But because I care with my health, I don’t want to sick here, so I ordered soto ayam, the simplest one, I think. Yeap, that’s enough. I hope tomorrow I’ll get better.
In the afternoon I didn’t wanna to see books, or any kind of studying stuff. I get my bag, needle, and I started sewing my bag. I made it look more catchy and ‘different’. Hahaa…3 hours gone so fast, and I’ve finished. Yippie, you have to see by yourselves, my bag now looks cool! Noone can be the same as it. It’s the one and only!;)
Well, than I fried pempek for my friends in kosan. Hahaay, everyone loves it. Don’t forget promote my pempek, so one day if they need pempek, they can buy from me. What a perfect promotion! Hahahaha. You have to try this for applying your business.

Hey, I got a windmill from Sabrina! She’s came back from japan! Weeey, I wish someday I can go to japan and bought things by myself. Thanks, Sab! Your windmill will encourage and motivate me to study and work harder to get what I want. Hyehyeee!

Lagunya Afghan;)

Kalo udah mulai bicara CINTA, apalagi sama lawan jenis, saya sensitif abis.
Oh iya, saya punya lirik lagu favorit akhir2 ini…lagu Afghan, My Confession. Sumpah, this song really desrcribes me…kayaknya curhatan saya panjang2 bisa disingkat dengan lagu ini…

Your smile, brings light into my days
The tought of you, all my night
To hold you in my arms, even in my dream it feel so right
Loving you

You never see the way I look into your eyes
You never realize the love I feel inside
Pain and sorrow that haunted me
Cause words I’ve left, unsaid to you

No you found someone else to love
Deep in my heart often fade away
To hold you in my arms, even in my dream it feel so right
Loving you

Ini lirik lagu emang “kasih tak sampai” banget. Hahahaa.Cuma saya suka aja, maknanya dalem…dan sangat mirip sama cerita saya (wuih, ga perlu saya umbar disini, hohho).

Ada yang berpikiran sama, kalo lagu ini juga “lu banget”?