Sunday, November 29, 2009

Biasanya anak-anak yang jauh dari orang tuanya merasa kangen sekali dengan Ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin Ibu lebih sering menanyakan keadaan anaknya setiap hari.
Tapi taukah kamu jika Ayahmu yang mengingatkannya untuk menelfonmu?

Mungkin Ibu yang lebih sering mengajakmu bercerita,
Tapi taukah kamu sepulangnya ia bekerja, dengan wajah lelah, ia selalu menanyakan kabarmu dari Ibumu?


Waktu kecil…

Ayah mengajari putri kecilnya bermain sepeda.
Setelah dia mengganggap kamu bisa, ia melepaskan roda bantu di sepedamu.
Saat itu Ibu menutup mata karena takut anaknya terjatuh lalu terluka.
Tapi Ayah dengan yakin menatapmu mengayuh sepeda dengan pelan karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa.

Saat kamu menangis meronta meminta boneka yg baru,
Ibu menatapmu iba,
tetapi Ayah mengatakan dengan tegas, “Kita beli nanti, tapi tidak sekarang.”
Karena ia tidak ingin kamu menjadi manja dengan semua tuntutan yang selalu dipenuhi.


Ketika kamu remaja…

Kamu mulai menuntut untuk keluar malam.
Lalu Ayah mulai bersikap lebih tegas ketika mengatakan “Tidak”.
Itu untuk menjagamu karena kamu adalah sesuatu yang berharga.
Lalu kamu masuk ke kamar membanting pintu.
Tapi yang datang mengetok pintu dan membujukmu adalah Ibu.
Tahukah kamu saat itu dia memejamkan matanya dan menahan diri,
karena dia sangat ingin mengikuti keinginanmu.
Tapi lagi-lagi… dia harus menjagamu.

Saat seorang cowok mulai sering datang mencarimu,
Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.
Dan sesekali menguping atau mengintip saat kmu sedang brdua di ruang tamu.
Tahukah kamu, dia merasa cemburu?

Dan saat dia melonggarkan sedikit peraturan, kamu melanggar jam malamnya.
Ia duduk di ruang tamu, menunggumu pulang dengan sangat, sangat khawatir.
Wajah khawatir itu mengeras ketika melihat putri kecilnya pulang terlalu larut.
Dia marah.
Karena hal yang ditakutinya akhirnya datang…
“Putri kecilnya sudah tidak ada lagi”

Saat Ayah sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter,
Ketahuilah bahwa ia hanya memikirkan masa depanmu nanti.
Tapi toh dia tetap tersenyum saat pilihanmu adalah menjadi seorang penulis.

Sampai saat Ayah harus melepasmu di bandara.
Bahkan badannya terlalu kaku untuk memelukmu.
Ia hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu.
Dia ingin menangis seperti Ibu yang menangis dan memelukmu erat.
Tapi dia hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu,
berkata, “Jaga diri baik-baik”,
Agar kamu kuat untuk pergi.

Saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Berusaha mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru,
dan ia tau ia tidak bisa memberikan.
Dia sangat ingin mengatakan, “Iya, Nak, Nanti kita beli”
dan saat kata-kata yg keluar adalah “Tidak bisa” dari bibirnya.
Tahukah kamu,ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Ayah terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak,
berkata, “Sudah dibilang jangan minum air dingin!”.
Berbeda dgn Ibu yg memperhatikanmu dengan lembut.
Ketahuilah saat itu ia benar-benar khawatir dengan keadaanmu.

Dan di saatnya nanti kamu wisuda sebagai seorang sarjana,
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Dia yang tersenyum bangga dan puas melihat “Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang.”

Sampai saat seorang teman hidupmu datang dan meminta izin mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.
Karena ia tahu laki-laki itu yang nanti akan menggantikannya.

Dan saat Ayah melihatmu duduk di panggung pernikahan bersama seseorang yang dianggapnya pantas menggantikannya.
Ayah pergi ke belakang panggung dan menangis…
“Tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu telah menjadi wanita yang cantik.”

Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu dan cucu-cucunya sesekali untuk menjenguknya.
Dengan rambut yang telah memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.


Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis.
Harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.
Ayah juga orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam hal apapun.


Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai.
Kamu adalah salah satu orang yang beruntung.
Karena Ayah adalah sosok superhero yang hebat!

nb: di copas dari teman saya..thx for rianda.

Friday, November 27, 2009

Selamat Idul Adha

Kambing, Sapi, domba...smuanya hari ini 'dibantai'

Happy Idul Adha semuanyaa.
Seneng deh lihat orang ngumpul rame-rame..

Thursday, November 26, 2009

Lagu untuk TN XVII

Ketika fajar memecah,baru kusadari
kau tak disini lagi
sahabat, pagi ini terasa berbeda
kurindu masa itu, menyambut pagi bersamamu

dalam bingkai kenangan kulukis wajahmu
kisah kita dulu
ada tawa dan tangis warnai kisah kita
melewati waktu bersama, tanpa terpikir kan terpisah

sahabat, sluruh crita kita
ingin kukisahkan pada dunia
tentangmu tentangku tentang kita
biar pahit manis dirasa mereka

sahabat kuharap suatu saat
kutemukan senyum di wajahmu
dalam bingkai nyata di pagi yang cerah
kan aku buktikan pada dunia
kau kita buktikan pada dunia
kau sahabatku
Dalam doaku, aku pernah meminta pada Tuhan.
“Tuhan, aku mohon kecerdasan…”
Dan Tuhan memberikanku nilai yang jelek.
Aku meronta dan menangis….”aku sudah belajar, Tuhan..bahkan aku sudah mengajarkan apa yang aku bisa ke teman-temanku, tapi mengapa aku yang dapat nilai jelek?”

Dan selang waktu berlalu, aku pun tahu, kalau Tuhan tidak ingin aku hanya cerdas dalam segi akademik, tapi juga emosi, manajemen waktu, dan bersikap.

Dalam doaku aku pernah meminta pada Tuhan.
“Tuhan, aku mohon kesabaran…”
Dan Tuhan memberikanku begitu banyak problem…yang diluar kemampuanku.
Aku meronta dan menangis….,” aku tidak sanggup, Tuhan…mengapa aku yang harus mengalami ini, bukan orang lain yang bahkan tidak pernah memujiMu?”

Dan selang waktu berlalu, aku pun tahu, kalau Tuhan tidak hanya ingin aku sabar dalam menanti sesuatu yang baik, tapi juga sabar untuk menanti berakhirnya sesuatu yang buruk
You came upon my life
Made me questioning: who’s this?
Like a nerd person, I thought..
Lookin for friends in virtual world

Haha, I said
When you starting asking me for havin time together
Hey you’re stranger! How can I believe in you?
And you agreed my response

Next, next and next
I knew you further and so did you
But I kept on questioning:
Geez, he’s 22! How can he fall for the 18-year old- girl?
I straightly ask you this question
You answer: I don’t see the wrong thing here!

Well, you honestly said: I wanna know you further
I let you in, because I think everyone should have the same chance
And the routine sms started

Until one day you asked me about how this thing will be
I just said: dunno, and as usual, you don’t wanna hear that answer
It’s hard to be answered…you know.

I hardly find reasons to refuse you
But I can’t catch any
I search for any minuses
But I know, my reason will too weak to be explained to you

A friend of mine said: How?
I said: I wanna refuse him, but I don’t find any good reason
Hahaa, she laughed out loud
“it means Yes, my dearie, with a big Y”
Don’t waste your time to search for anymore reasons

Well, so here it is
I answered it.
I hope I’m not wrong
Please don’t make me dissapointed or sad
Or feel like I’m forgotten
Why?
Because if I say yes, it means it’s hard for me to say goodbye