Showing posts with label love life. Show all posts
Showing posts with label love life. Show all posts

Friday, August 02, 2013

Swallow the ego and put aside the shame for your better relationship!

Beberapa hari yang lalu, saya berantem dengan kekasih saya yang terkasih. yang parah, sampe terucap kalimat "kita putus aja" dari saya. waduuhh.
berhari-hari kemarin, tiap bangun pagi, rasanya sedih campur kesel karena aku ga bisa nge-bbm/WA: 'selamat pagiii' . Hati pengen, tapi logika dan ego menolak mentah-mentah.
berhari-hari kemarin, hampir setiap detik (kalau ga lagi terdistraksi sama bayar ongkos angkot, jawab telepon, atau balas email) saya tanya jawab sama diri saya sendiri. Kamu siap ga sendiri? oh siap dong, temen gw banyak. Kira-kira ada yang bakal pacarin kamu ga abis ini? ada lah, aku ga jelek2 amat kok. Kamu tega ga dia TA nya kacau balau gara2 kamu putusin? Engga sih, tapi masa sih dia bakal kaya gitu, engga deh kayanya. dan 1 pertanyaan yang ga bisa kusangkal, Kamu ikhlas ga menyaksikan kalo dia punya orang lain, yang buat dia bahkan lupa dgn keberadaanmu karena ada orang itu di dekatnya? Enggak, hem tapi mungkin butuh waktu kali ya. Brapa lama untuk bisa ikhlas? hell yeah, tapi mungkin Seumur hidup.
itu tuh semua yang muter-muter di kepala saya. sampai pada suatu titik dimana saya kesal sama diri saya sendiri. kenapa saya ga bisa jadi orang yang selalu bisa bikin dia senyum dan bukannya kesal seminggu sekali, kenapa saya ga bisa punya kapasitas sabar yang lebih besar buat dia, kenapa saya ga bisa jadi cerminan Amsal 31 buat dia? kesal. entah impuls emosi sebelah mana yang bikin saya menarik kesimpulan bahwa: mendingan dia sama yang lain aja, yang siapa tau bisa bikin dia lebih bahagia.
itulah kenapa hari itu saya dengan bodohnya pengen menyudahi aja semuanya. karena egois saya yang ga rela untuk lebih lama dibikin kesal, dibikin nunggu, dibikin gondok karena dia yang suka ketiduran, dibikin nangis krn gatau mesti bilang apa tiap kami berantem.
tapi setelah banyak membaca buku dan cerita ke seorang kakak, saya jadi sadar kalo kami punya ego yang sama-sama tinggi. Ego dia tinggi, itu kelihatan dari sifatnya yang 'anti-mengejar', susah buat narik kalimat sendiri kalo ga sengaja keucap, dan gengsi buat ngehubungin duluan tiap abis berantem. saya pun begitu, sebelas-duabelas.
cuma saya diingatkan kalau kita memang benar-benar menyayangi sesuatu/seseorang, kita akan mampu menurunkan ego kita demi mendapatkan yang kita inginkan. contoh? orang yang nge-fans sama pemain bola atau boyband, rela bajunya dicoretin spidol atau telanjang dada biar badannya ditandatangani oleh tokoh idamannya. atau kalau back to Bible, Tuhan Yesus saking sayangnya sama salah satu jenis ciptaannya, yaitu Manusia, dia menurunkan drastis ego nya dgn menjadi manusia yang mortal, yang miskin, dan yang punya nasib untuk mati dengan cara yg paling hina saat itu.
makanya akhirnya saya ajak dia ketemuan. susah banget waktu itu ngetik BBM buat ngajaknya loh. selain itu, sebelum ketemuan pun, saya jadi rutin ucapin selamat pagi, semangat TAnya, jangan lupa makan, dll dll. itu semua adalah manifesto dari saya menekan ego saya dalam-dalam. Sulit banget rasanya, kayak perang sama diri sendiri.
waktu ketemuan di suatu kafe, kalo ngikutin hati, saya cuma pengen bilang: "aku ga mau putus, udahan yuk marahnya, aku sayang sama kamu, maafin aku kmrn khilaf bilang putus." tapi si ego yg masih rada tinggi dan logika (ini nih resiko jadi cewek yang dididik di ITB, logika nya berkembang jauh dibandingkan cewek2 unpad) membuat saya jadi ngomong muter2 dan ga jelas. sampai pada suatu ketika dimana pas kami makan banana split (untung jadi kupesen! dia salah satu item penyelamat hubungan kami), dia nanya: jadi kamu ini siapaku? jadi aku ini siapamu? di sana saya baru sadar... mungkin susah banget buat dia yg udah saya 'putus'in lewat telepon untuk saya ajak ketemuan tatap muka mungkin dia masih ga terima dengan kebodohan saya, tapi toh dia masih bisa becanda sama saya dan bukannya kabur ninggalin saya. mungkin dia juga sudah lebih dulu menelan ego dan gengsi dia dengan duduk di kafe itu, pesan cokelat mint dan makan es krim sharing sama orang yang 3 hari sebelumnya (mungkin) bikin kepala dia perang dunia ke III.
di momentum itu, saya sadar betapa egois saya sama dia. betapa banyak hal2 yang dia lakukan kuanggap sepele, pdhl sebenarnya dia juga udah susah payah ngelakuinnya buat saya. di momentum itu juga, aku berpikir, this is now or never. I swallow my ego, put aside my shame, and control my voice by saying: "aku pacarmu, kamu pacarku."
dan masalah ternyata bisa selesai dengan sendirinya.
saya belajar banyak dari berantem kami kemarin.
saya belajar bahwa begitu banyak hal yang selama ini dia lakukan yang kurang saya apresiasi, atau bahkan saya anggap remeh. Saya terlalu berkutat untuk mengitung hal jeleknya. Saya menyesal, dan mulai kemarin saya belajar untuk memaknai setiap hal baik yang terjadi pada kita. Saya belajar bahwa cinta bisa bikin seseorang ga peduli akan eksistensi / egoisme dirinya. Saya belajar bahwa lebih banyak saya melepaskan (melepaskan keinginan untuk di'kejar', diajak baikan duluan, serta melepaskan keinginan untuk marah-marah dan menyalahkan keadaan) justru membuat saya menerima lebih banyak hal baik.
terima kasih udah mau bersama saya 3 tahun 11 bulan 27 hari ini. terima kasih sudah menerima kebodohan-kebodohan saya dan menjadi samsak untuk kemarahan saya. terima kasih sudah membuat saya belajar banyak hal untuk nantinya semoga bisa jadi wanita seperti di amsal 31. terima kasih untuk bisa membuat saya merasa berarti.
tetap berjalan bersama ya Bang.

Saturday, December 10, 2011

I wish

Tonight I have wishes. Not to the star, not to the Santa, nor to God.
because i know it won't be true, it won't be happened.
The wishes are just for myself.
My wishes about you.

I wish we can live one block apart, so we can meet each other anytime. But the fact is you don't. You live quite far, and unreachable for me.
I wish I can freely ask you to accompany me anywhere anytime I wanna see you. But the fact is I can't. Our logic works more than our emotion.
I wish, I can talk to you whole time. because talking with you is such kind a comfort, and I don't get it from others. But the fact is I can't. our budget to pay the phone-fee is limited.
I wish...my wishes are true.

Wednesday, September 28, 2011

Postpone?

This night, when I had my dinner with my boyfriend, Iot, in a small food stall near campus. It was rain heavily, and we both have no umbrella to go out. So we just wait and have a chat.
chat, yes a chat. but later on, it comes to a serious discussion about our relationship. well, i don't think it's necessary to tell the details, but at one point we think that it's better for us to postpone our relationship. In other words, we change our status as friends,,,hem maybe closed friends.
I don't know why but I don't feel comfort if I am forced to do that. I, somehow, feel both sad and lonely. So I tell the truth, and he also said the same. When I asked him if he also feel the same way, why he want me to postpone? he said its because he didn't want to make me paralyzed, feel like being caged and not free because of him, he said he honestly will be so sad if the ending is the postpone.
The final decision is, we back to normal, as usual, me as his girlfriend. I think for this time this is the best decision for us. I hope we will long last.

Love u Bang Iot :)

Wednesday, June 01, 2011

A Poem From My Patriot :)

I just wanna crystallize this, so whenever I miss the original paper, I still keep what contains in it.

Berawal dari sebuah kaderisasi
di tempat sepasang kaki terhenti
di malam yang dingin dipenuhi bintang-bintang
yang seolah jadi saksi pertemuan dua hati

Pertama kali kulihat sekelilingku, semua terlihat biasa
sampai akhirnya kutemukan sepasang bola mata
yang begitu indah, memancarkan sinarnya
yang mengajarkanku sebuah kata....cinta

Saat hatiku semakin berbunga
kita terpisahkan oleh selat Sunda
aku tak tahu harus berbuat apa
sehingga kumanfaatkan piala dunia
dan momen-momen itni takkan ku lupa, untuk mempererat hubungan kita

Hari demi hari semakin sering kami lalui bersama
hingga jalinan kasih itu pun tercipta
namun semua tidak semudah bayanganku
banyak masalah yang datang dan berlalu

dan dirimu selalu menguatkanku
itulah yang membuatku semakin sayang padamu

Kini, setiap hari, dari ku buka mataku
sampai ku tutup mataku
hanya satu yang ku ingat....
Bidadariku....hanya dirimu selalu.

Tuesday, March 08, 2011

still, a random writing in a freezin morning

i'm now wondering, why I feel so bad
why i feel like i'm the one who should be blame if your score on today's exam is bad
why i feel like i've done things wrongly
why i feel so sad, the same feeling when I was a kid, when i lied to my mom

i'm still wondering
why i can be so panic when i realized i didn't pay attention to you
why i can think myself so cruel when i knew that i let you wait for my text reply
why i can be like this time, randomly writing on my blog without knowing what i really want to write

then i know
it's because i have fallen to you, and i don't wanna let you go.

still....this is for you whom i know will not open and read my posts.

i do love you.

Tulisan di pagi buta

Tulisan ini kutujukan untuk kamu...kamu yang selalu beralasan untuk ga mau buka blog ku karena takut sakit hati kalau membaca lembar-lembar masa laluku
untuk kamu, yang bisa kupastikan ga akan baca postingan ini
untuk kamu, yang kuabaikan malam ini.

maafin aku ya
emang aku ga bisa jadi partner yang baik....selalu minta disupport dan jarang sekali untuk menyuport
selalu ingin diperhatikan dan bukannya mau memperhatikan
selalu bertingkah dan ga peka dengan kondisi sekitar

maafin aku ya
kamu yg hari ini (sore nanti jam 3) ujian....harusya pas kamu belajar malem2 kamu kutanyain:
udah makan?
udah siap belajarnya?
lagi ngapain?
cape ga?
jangan lupa istirahat..

tapi dengan begonya aku justru pulang kuliah langsung ketiduran dan baru bangun skrg....
dan ternyata selama aku tidur...aku mengalami fase tidur-bangun-dan balesin sms tanpa sadar
yang setelah kubaca lagi.....sangat terdengar cuek dan dingin

maafin aku ya
karena aku tahu waktu ga bisa diulang
karena aku tahu terlalu basi untuk nanya kamu udah sesiap apa untuk ujian hari ini
ujian yg menurutmu penting banget karena kamu harus mengulangnya dan tentunya ga mau ngulang lagi
makanya aku pas nelepon....kata-kata yang cuma bisa kuucapin cuma: maaf
soalnya aku merasa ga ada yg lebih pantes kuucapin selain kata maaf

maafin aku ya
maafin aku....

to my dearest Patriot Wismoyo Parlindungan Silitonga