Monday, July 30, 2012

Tuhan Bersama Mahasiswa Tingkat Akhir

Ini tulisan salah seorang teman saya, yang sudah saya anggap abang saya sendiri. Beliau adalah Richard Arnold, teknik kimia ITB 2008, Mahasiswa Berprestasi FTI ITB 2011.


Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak. (Amsal 24:6)

Shalom adik-adik, apa kabar?
Waah, tak terasa yah akhirnya kalian sampai juga di tahun terakhir. Gelar “Mahasiswa Stress Tingkat Akhir” alias SWASTA pun dalam hitungan hari akan dianugerahkan kepada kalian. Lalu bagaimana, sudahkah kalian merencanakan masa depan kalian? Seperti kata amsal, perencanaan adalah bekal kita untuk berperang dan seperti kata amsal yang sama, kemenangan dalam peperangan itu dipengaruhi oleh nasehat-nasehat yang kita pegang. Untuk itu, melalui tulisan ini, izinkanlah Abang berbagi pengalaman. Apa yang baik asalnya dari Tuhan, terimalah sebagai nasehat, sementara yang buruk, asalnya dari Abang, pilahlah dengan bijaksana.

Oke, secara garis besar, isu terhangat bagi seorang swasta adalah (1) studi, (2) pemuridan, (3)what next, dan (4) TH. Mari kita bahas satu per satu, here we go…


(1) Studi
Jika ada pertanyaan seperti ini diajukan kepadaku, “apabila kamu diberi kesempatan untuk mengulang 4 tahunmu, dua hal apa yang ingin kamu perbaiki,“ maka aku akan menjawab salah satunya adalah studiku. Kalaupun aku meraih IPK 4.00, aku akan tetap memberi jawaban yang sama karena studi adalah pelayananku yang utama selama kuliah. Memang ada beberapa orang yang berkuliah tetapi panggilan utamanya bukanlah studi, tetapi itu kasus khusus, aku yakin bahwa bagi sebagian besar kita, studi adalah pelayanan kita yang utama.

Studi adalah pelayanan kepada Allah. Sayangnya, kita cenderung menjadikan studi untuk melayani diri sendiri. Kita belajar hanya untuk nilai dan bukan untuk Tuhan. Pernahkah kita berdoa sebelum belajar atau sebelum mengerjakan PR? Kalau sungguh kita sadar bahwa studi adalah pelayanan maka kita akan selalu memulainya di dalam doa. Ibarat pendeta selalu mengawali khotbahnya di dalam doa demikian juga kita harus berdoa sebelum belajar. Jadikanlah belajar sebagai mezbah penyembahan kepada Allah. Dengan demikian, setiap proses belajar akan bernilai kekal karena di dalamnya selalu ada perjumpaan dengan Allah. Dan di mana ada perjumpaan dengan Allah di sana ada pengenalan akan Allah yang semakin dalam.

Studi adalah berkat dari Allah. Sayangnya,kita cenderung menganggapnya sebagai beban. Artinya, berkat yang seharusnya kita syukuri justru kita anggap sebagai pengganggu. Bayangkan bila hadiah yang kita siapkan untuk seseorang dengan ketulusan hati, yang kita harap bisa membuat orang itu senang, ternyata ditolak mentah-mentah. Pasti perasaan kita tertusuk. Demikian juga perasaan Allah ketika berkatnya justru kita terima dengan sungut-sungut. Ayo,nikmatilah studi sebagai berkat dan perjuangkanlah itu sebagai pelayanan kita.

Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga(Pengkhotbah 9:10)

Mengenai tugas akhir, apa yang ada di benak kalian ketika mendengar “TA”? Apapun itu, buanglah jauh-jauh paradigma TA itu menyeramkan. Percayalah, TA is supposed to be hal yang menyenangkan. Di sinilah kita bisa benar-benar mendalami bidang yang sesuai dengan minat atau tujuan karir kita. Di sinilah kita bisa mencicip sedikit rasanya menjadi seorang ahli.

Hal tersulit dalam pengerjaan TA adalah “mengumpulkan semangat untuk mengerjakannya” dan kuberitahu dari sekarang bahwa hal itu tidaklah mudah karena kecenderungan kita saat mengerjakan TA adalah menunda-nunda pekerjaan. Belum lagi tantangan dari mata kuliah lain atau kursus bahasa. Oleh karena itu, Abang sarankan untuk lebih memadatkan kuliah di semester 7 sehingga semester 8 lebih leluasa untuk pengerjaan TA.

(2) Pemuridan
Jika aku diberi kesempatan untuk mengulang waktu dan memperbaiki dua hal saja, maka selain studi, aku ingin membangun pemuridanku. Aku tidak bermaksud membanding-bandingkan pemuridan dengan jenis pelayanan lain tetapi aku yakin apapun yang ada di benakmu saat ini, suatu saat kau pasti akan sepakat denganku bahwa “the best goal setting is to change people’s life”dan itu semua bisa kita lakukan di dalam pemuridan.

Ada sebuh lagu yang sangat menggugah hati…
Biar penerus kita kenal kita setia
Api pengabdian kita terangi jalan
Biar jejak langkah kita, tunjukkan iman
dan gugah mereka ‘tuk hidup patuh
Biar penerus kita kenal kita setia

Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka(Ibrani 13:7)
Inilah pesan Tuhan bagi adik-adik PA-mu mengenai kamu :)

Oleh sebab itu, sebelum memasuki tahap swasta ini, perbaharuilah kembali komitmen pemuridan kalian. Apapun kesibukan kalian nanti, luangkanlah waktu untuk bertemu dengan anak-anak rohani kalian. Percayalah, akan tiba masanya di mana setelah lulus kalian akan berharap diberi kesempatan untuk memuridkan lebih baik lagi… jadi, mengapa tunggu setelah lulus? 

Abang tahu tidak semua pembaca tulisan ini sedang memuridkan. Bagi kita semua, Abang hanya ingin mengingatkan bahwa pemuridan adalah inti sari dari Amanat Agung. Dengan demikian setiap orang percaya harus memuridkan. Kita tidak memuridkan supaya diselamatkan tetapi kita diselamatkan supaya memuridkan. Namun, Abang punya kabar yang mungkin cukup melegakan, tapi tolong jangan anggap ini sebagai suatu pembenaran atas pilihan kalian untuk tidak memuridkan. Kabar itu adalah “ladang pelayanan utama seorang percaya adalah di rumah tangganya kelak, dengan demikian pemuridan utama kita adalah kepada anak-anak kita nanti”. Inilah yang dipegang oleh Bapak-Bapak gereja, tentu saja perkecualian bagi mereka yang berkomitmen untuk selibat. Well, puji Tuhan karena kesempatan kita untuk memuridkan tidak Tuhan tutup dengan segera. Namun tetap saja, tidak memuridkan selama kuliah, bagi Abang pribadi, adalah keputusan yang seharusnya tidak dipilih. Ayo, masih ada satu tahun. Berilah dirimu dimuridkan dan belajarlah memuridkan.
Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya. (Daniel 12:3)

(3) What next, gawe ato S2???
Berdoa dan bergumullah bersama Tuhan dan jika memungkinkan segeralah putuskan jalan mana yang akan kalian pilih. Keduanya tentu saja baik jika kita memiliki alasan yang kuat untuk mengambilnya. Namun, tanpa bermaksud mengucilkan para S2-wan, Abang ingin memberitahu bahwa pada umumnya kerja dulu baru S2 lebih baik daripada S2 dulu baru bekerja. Orang yang bekerja dulu lalu S2 pada umumnya lebih matang dan menikmati perkuliahan di S2 karena mereka sudah familiar dengan objek yang dipelajari. Sama halnya kita akan jauh lebih mengerti dan menikmati perkuliahan setelah kita melewati kerja praktek.

Mengenai S2… Persiapan S2, apalagi fast track, sudah harus dilakukan dari semester 7. Untuk S2 keluar negeri, kita harus melewati tahap mencari universitas, mencari beasiswa, menyusun proposal riset (in English), email-emailan dengan Professor calon advisor, kursus TOEFL, paspor, dan sebagainya. Belum tentu nilai TOEFL langsung mencukupi dalam sekali tes, belum tentu univ yang diinginkan menerima, sehingga kita harus mencari univ lain. See? Jika ada waktu yang paling tepat untuk mempersiapkan S2, sekaranglah saatnya. Jangan sampai urusan S2 mengganggu TA kita nantinya.

Mengenai pekerjaan… Setiap kalian pasti memiliki idealisme yang berbeda-beda mengenai pekerjaan. Ada yang hanya ingin bekerja di BUMN, ada yang hanya ingin di multinasional, ada yang menjadikan minat sebagai prioritas, ada yang menjadikan gaji sebagai yang terutama, ada yang ingin bekerja di kantor, ada yang ingin bekerja di lapangan. Well, apapun idealisme kalian pikirkanlah kembali apakah kalian yang mengatur idealisme atau idealisme yang mengatur kalian. Saran Abang, jika idealisme itu tidak ada di Alkitab, maka kita tidak harus mempertahankannya sampai mati.

Back to topic… Normally, perusahaan yang akan membuka lowongan saat job fair sangatlah banyak. Namun, sebenarnya kalian tidak harus menunggu job fair di bulan kelulusan kalian untuk melamar kerja. Ada beberapa perusahaan yang sudah mengizinkan mahasiswa semester 7 atau 8 untuk melamar dan mungkin saja perusahaan yang kalian inginkan adalah salah satunya. Oleh sebab itu, mulailah sejak dini untuk mencari informasi tentang perusahaan yang kalian inginkan, baik dari website dan terutama dari teman atau senior.

Gunakanlah waktu luang untuk membuat CV dan template cover letter sebagai persiapan jika tiba-tiba ada lowongan yang bisa kalian apply. Mendaftarlah di career centre untuk up-date harian mengenai perusahaan-perusahaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Sebenarnya Oktober ini kalian sudah bisa mengikuti job fair, bahkan beberapa teman Abang mendapatkan pekerjaan dari job fair Oktober ketika mereka masih semester 7, namun cara ini tidak Abang sarankan karena masih banyak orang yang jauh lebih urgen membutuhkan pekerjaan dibandingkan kalian saat ini.

Ingat, IP itu sangat dipertimbangkan. Oleh sebab itu, fokuskanlah dua semester terakhir kalian ini untuk memperbaiki IP. Mengenai organisasi, tidak perlu aktif di banyak tempat, satu pun cukup asalkan posisi kita strategis di organisasi itu. Menjadi asisten dan mengikuti proyek dosen juga akan memberikan nilai lebih di mata perusahaan di samping tentu memberikan pengalaman yang berharga dan juga sedikit pemasukan. Beberapa perusahaan akan mempersyaratkan sertifikat TOEFL, paper based test dengan skor 500 biasanya sudah sangat cukup. Namun yang lebih wajib adalah kelancaran berbahasa Inggris terutama bagi mereka yang ingin bekerja di perusahaan multinasional. Skor 500 umumnya bisa diraih tanpa kursus sehingga jika ingin hemat, tidak perlu les TOEFL, ambil saja les conversation jika tujuan kalian adalah bekerja. Mau lebih hemat lagi, otodidaklah!

Semester 7 biasanya santai tapi saat semester 8 datang tidak ada lagi waktu untuk bersantai. Ketika kesibukan TA melanda, tidak ada lagi kepikiran untuk membuat CV dan cover letter. Alhasil, jika tidak bersiap-siap, job fair April bisa terlewat begitu saja padahal kalianlah yang akan menjadi peserta utama di sana. So, siapkanlah dari sekarang!

Look, semua yang Abang sampaikan di sini tidak ditujukan untuk membuat kalian ambisius atau terlalu kuatir akan dunia kerja. Still, studilah prioritas utama kalian. Inti dari semua ini adalah supaya kita lebih berjaga-jaga dan supaya kebiasaan-kebiasaan yang kurang produktif selama ini bisa diubah menjadi persiapan-persiapan masa depan yang jauh lebih berguna dan MEMBANGUN. Setiap obrolan atau persiapan akan masa depan dan karir menjadikanku lebih dewasa, mengingatkanku untuk membalas kebaikan orangtua, membangun bangsa, mulai memikirkan akan rumah tangga (seharusnya topik seperti ini tidak terlalu tabu lagi bagi seorang swasta), dan menggumuli kembali visi hidupku. Grow up!!!
    
(4) Teman Hidup
Waduh, sebenarnya Abang ga bisa berteori apa-apa mengenai hal ini. Tapi yang jelas, masalah TH pasti akan menjadi salah satu topik utama dalam obrolan kalian, apalagi dalam obrolan anak-anak persekutuan. Satu hal yang bisa Abang sampaikan untuk kalian adalah ini:
JANGAN kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya! (Kidung Agung 3:5)

Banyak orang yang tersandung dalam lubang ini. Mereka kira mereka sedang jatuh cinta, mereka pikir inilah saatnya bagi mereka untuk menjalin cinta eros yang Tuhan anugerahkan, suatu hubungan yang menyenangkan Tuhan jika dijalani dengan baik. Namun mereka tidak sadar bahwa yang mereka lakukan adalah membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum waktunya. Alhasil, tidak jarang persahabatan menjadi rusak karena PDKT yang prematur atau karena sang pendekat TIBA-TIBA “terbangun” dan sadar bahwa dia sebenarnya tidak cinta pada orang yang didekatinya. Dia naksir, lalu setelah mengenal dan mendapati adanya ketidakcocokan, perasaan suka itupun hilang dengan sekejap.

Saat paling tepat bagi dua insan untuk menjalin cinta eros adalah ketika keduanya penuh oleh kasih Allah. Ketika seseorang sudah penuh oleh kasih Allah, dia tidak membutuhkan orang lain untuk membuat dirinya utuh. Dengan kata lain, saat paling tepat dua insan menjalin hubungan justru adalah ketika keduanya merasa tidak membutuhkan pasangan. Tuhanlah yang tahu kapan kita membutuhkan pasangan hidup dan Dialah yang berinisiatif mempertemukan kita dengan pasangan hidup kita.

Kisah Adam dan Hawa adalah contoh yang tepat. Panggilan hidup Adam adalah merawat taman Eden sambil memberi nama semua spesies di taman itu. Sebelum Hawa hidup, Adam sudah menjalani panggilannya dengan setia. Dia tidak merengek meminta seorang penolong dan bisa dibilang Adam merasa tidak membutuhkan pasangan. Namun, di saat Adam merasa tidak membutuhkannya, Tuhanlah yang melihat bahwa sesungguhnya Adam membutuhkan seorang pasangan. Akhirnya, Tuhan menciptakan Hawa untuk MENOLONG Adam tetapi bukan untuk membuatnya utuh. See? Tuhanlah yang tahu kebutuhan kita, Tuhanlah yang berinisiatifmempertemukan kita dengan pasangan hidup kita asalkan kita menjalani panggilan hidup kita dengan setia.
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya (tunaikan panggilan hidupmu), maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Pasangan hidup ada untuk menolong kita menjalani panggilan hidup kita. Dengan kata lain, jika hubungan cinta justru bersifat destruktif dan menghambat kita menjalani panggilan hidup kita, yang dalam hal ini adalah studi dan TA, maka mungkin ada dua alasan, dia bukan untuk kita atau saat ini bukanlah waktu yang tepat.

Ujilah segala sesuatu… Bagaimana kita menguji perasaan cinta yang kita rasakan? Salah satunya adalah dengan KESABARAN DALAM MENANTI. Cinta sejati yang Tuhan anugerahkan pastimemampukan dua insan untuk bersabar dan mengendalikan diri, sama seperti Yakub dan Rahel yang bersabar selama 14 tahun. Jika cinta itu justru membuat kita tidak sabaran dan tak mampu mengendalikan diri, mungkin saja cinta itu asalnya bukan dari Tuhan. Bersabarlah, tunggulah waktu yang tepat, jika kita tergesa-gesa, banyak orang yang bisa sakit hati pada akhirnya J

Hemmm, Oke, sekian dulu dari Abang. Jika ada kesempatan, kita bisa ngobrol langsung yah, hehehe….
Semangat semuanya


Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat. (Amsal 20:18)

Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. (Amsal 20:5)

Listen to your elder’s advice, not because they are always right but because they have more experiences of being wrong…

Soli Deo Gloria, GBU

Friday, July 27, 2012

Galau Masa Depan is so happening right now!

Pembimbing KP saya, kak Sugianto, alumni TK ITB 2003, suatu hari saya ajak chat FB karena saya pengen nanya ttg Hysys dan tugas khusus dari kantor. Setelah jawaban didapatkan, obrolan pun melantur kemana-mana, sampe akhirnya menyentuh topik tentang cita-cita dan tujuan hidup.

Saya ga pernah secara spesifik bermimpi untuk menggapai sesuatu. Dari kecil, hidup saya sudah diarahkan. TK disini, SD disitu, SMP disana, SMA ke situ aja, kuliah yang paling bagus disono. Semua sudah di direct oleh orang tua (Papa, dominantly).

Sekarang, saya sudah di penghujung akhir kuliah. Bener-bener gak kerasa. Udah tinggal 1 tahun lagi waktu ideal saya untuk berada di kampus tercinta. 1 tahun yang harus saya perjuangkan dengan sungguh2, karena saya ngerasa 3 tahun sebelumnya saya kuliah kayak gak niat. Semua mata kuliah lulus sih, sebagian ngepas, beberapa ada yang bagus, yang saya anggap sebagai kasih karunia, karena saya juga bingung kenapa bisa bagus.

Akhir2 ini saya jadi mulai berpikir tentang masa depan. ini dimulai ketika suatu perusahaan membuka lowongan beasiswa ikatan dinas, dan saya lulus hingga tes akhirnya. ketika disodorkan kontrak ikatan kerja u/ ditandatangani, saya berpikir ulang: inikah yang saya inginkan? saya bepikir keras, disertai dengan beberapa tetes air mata, nasihat dari kanan kiri, dan akhirnya sampai pada satu titik: saya tidak akan mengambilnya, coz my time is worth more than just millions rupiah. my two years time is more priceful than that.

Pemikiran tentang masa depan kembali berulang saat chat dengan pembimbing KP saya ini. Saya diminta untuk mempunya mimpi/tujuan yang spesifik dan detail. Misal saya kasih contoh, mimpi jadi orang kaya, kaya nya karena apa, cara bisa jadi kaya gimana, penghasilan per bulan mesti berapa, target uang berapa, kekayaannya berupa apa aja, dsb dsb.

Saya baru sadar, oh iya ya, bener juga, tujuan itu harus fokus, biar kamu paham apa yang sedang kamu kejar. Sama seperti kalo punya gebetan, kamu harus fokus dan dan paham detail tentang dia bahkan sebelum kamu mendapatkannaya (menjadi pacarmu).

Saya belum bisa berpikir tentang masa depan saya, terlalu banyak faktor X yang menjadikannya rumit. Maka saya buat goal2 pendek sebagai milestone. Kata orang, mimpi itu harus disebarin ke orang, biar kalo suatu saat kamu lupa, orang lain bisa membantu kamu mengingatkannya kembali kepadamu.

Oke, jadi ini 3 tujuan jangka pendek saya:
1. Lulus dari ITB pada bulan juli 2013, dengan IPK pesimis 3,3 dan IPK Optimis 3,52.
2. Diterima bekerja di perusahaan multinasional di bidang oil and gas (pilihan saya jatuh pada: Total, Shell, Chevron, Pertamina, dan BP Migas)
3. Pada usia 25 tahun, saya bisa membelikan mobil baru kepada orang tua saya, lengkap dengan supirnya. Mobil tsb adalah sedan toyota (optimis: crown, pesimis: camry) berwarna hitam, dengan STNK atas nama saya, tapi saya taruh di Palembang sebagai fasilitas untuk Papa Mama saya kalau bepergian kemana-mana.

Mimpi yang ke 3 menjadi fokus akhir saya. Ini dilatarbelakangi karena sejak dulu hingga sekarang, keluarga kami tidak pernah mempunyai mobil yang dibeli baru dari showroom/dealer, karena harganya pasti sangat mahal. kami selalu membeli mobil second hand. Dulu waktu kecil, saya pernah bertanya kepada papa.: "Pa, kok kita beli nya mobil dari orang? kenapa ga beli di showroom? Kan pengen punya mobil yang bodinya masih di plastikin, biar nanti aku buka-bukain bungkusnya." Papa saya cuma tersenyum dan berkata, "nanti ya, sekarang pake mobil yang ini dulu. Nanti kita tukar lagi pakai yang masih ber plastik. Nanti kamu yang buka bungkusnya."
dan itu belum pernah terjadi sampai hari ini.

Duh, air mata ini menetes lagi,

Galau masa depan is now starting.

Filosofi Kamar Mandi #2

There're 5 things that worth more than just money, according to me:
1. Experience
2. Health
3. Family
4. Time
5. Love

What's yours?

Sunday, July 22, 2012

Resep: Fritatta Kentang


boleh nemu resep dari http://budiboga.blogspot.com/2006/11/resep-praktis-untuk-sarapan.html nih. kayanya menarik u/ jadi sarapan sehat dan praktis, apalagi u/ mahasiswa yang jarang banget sarapan hahahaha.

Hidangan ini sudah mengandung zat gizi lengkap, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan beragam mineral penting. Cocok sebagai menu sarapan pagi, karena paraktis dan cepat membuatnya. Dari sisi rasa juga jauh lebih lezat dibandingkan sekedar menyantap telur dadar. Selamat Mencoba

Resep/Uji Coba/Food Stylist: Budi Sutomo

FRITATTA KENTANG

Bahan:
100 g kentang, potong balok panjang, kukus/goreng
4-5 butir telur
60 g tomat, potong-potong
1 sdm keju cheddar/mozzarella, parut
2 sdm susu tawar cair (jika suka)
1 1/2 sdm margarin
1 batang daun bawang, iris halus
1/4 sdt pala halus
1/4 sdt lada halus
1/4 sdt garam halus

Cara Membuat:
1. Kocok telur dengan lada, pala dan garam. Masukkan potongan tomat, kentang, parutan keju, irisan daun bawang dan susu tawar cair. Aduk rata.
2. Panaskan margarin dalam wajan datar anti lengket. Tuang adonan telur, masak di atas api sedang hingga matang. Angkat, potong-potong. Sajian hangat dengan saus tomat/saus sambal sebagai pelengkap.
Untuk 2 Porsi

Tip: 
Susu tawar cair menjadikan tekstur fritatta lebih lembab dan lembut. Saat memasak sebaiknya ditutup bagian atasnya agar fritatta matangnya merata.

Saturday, July 21, 2012

IMUN 2012!

Wow I've just got email that tell me I am chosen as one of delegate for IMUN 2012.

hemm, prepare my glasses, laptop, and cups of coffee to read articles and news. I won't let my 450k get wasted for only "happiness" and "meeting new friends".

The event will be held in october. So, in only 2 months, i should gulp up all information and knowledge to become as competitive as people that majoring international studies.

whoa i don't know why I am so excited :)

Friday, July 20, 2012

Perusahaan Biji Plastik, bertanggungjawab sama pencemaran ga ya?

Tadi pas makan siang di kantor tempat saya kerja praktek, salah seorang teman saya, namanya Rizka, teknik kimia ITS 2009, membuka percakapan.

Rizka (R): Eh, ini kan pabrik biji plastik, kira-kira dituntut sama bagian lingkungan (maksudnya mungkin semacam komunitas pelestarian lingkungan atau lembaga LH punya negara) ga ya...kan dia menciptakan ber ton ton biji plastik tiap tahun

Saya (S): hem, bahkan se jam aja udah puluhan ton. kalo sebulan diitung 20 hari produksi aja, trus dikali 12....gatau ah itu pasti udah banyak banget

R: iya juga ya. apa nggak dituntut ya? plastik kan penyebab global warming

S: hemm....tapi buktinya ampe skrg mereka masih jalan sih....mungkin aja mereka ga dituntut krn mereka itu sektor hulu, cuma bikin biji plastik tok , jadi ga keliatan dan ga kuat juga nuduh mereka yang bikin sampah plastik makin menggunung. Biji polietilen dan polipropilen kan bisa dibikin jadi apa aja, misal ember, botol minum, pipa PVC, dan plastik pembungkus. Jadi kayaknya bisa aja kalo orang-orang mau nuntut mereka, perusahaan ini bisa berdalih: kami kan bikin bahan baku pipa, bikin bahan baku galon dan tumbler...

R: hemm bener juga ya.

S: kasian yang perusahaan sektor hilir nya sih, yang udah jelas2 ketauan kalo mereka produsen botol minum air mineral, misalnya....mungkin yang begitu2 baru dituntut..

Mengingat percakapan barusan, sambil melanjutkan makan siang tiba-tiba saya teringat....saya tergabung dalam komunitas peduli lingkungan, bahkan menjadi wakil presiden untuk chapter bandung....saya mendadak merasa bersyukur untuk menolak kesempatan beasiswa ikatan dinas dari perusahaan ini. Mau ditaruh dimana muka saya kalo rekan2 saya tahu kalau saya ikut andil langsung dalam proses perbanyakan plastik di bumi indonesia. Omaigat. Thanks God for reminding me.

Kalo ditimbang2, saya juga masih bingung untuk memvonis apakah perusahaan biji plastik berkontribusi aktif dalam perusakan lingkungan atau kah tidak. cuma naluri kemanusiaan saya mulai hari ini menuliskan satu syarat tambahan untuk perusahaan tempat saya bekerja kelak:
"sebisa mungkin saya akan bekerja di perusahaan yang tidak berkontribusi aktif terhadap pengrusakan lingkungan. Kalaupun pada prosesnya akan ada pengrusakan, saya harap saya akan bekerja di perusahaan yang bertanggungjawab dan bersedia mengembalikan kondisi dari kerusakan yang diciptakannya dalam jangka waktu yang sudah disepakati. bahkan lebih baik lagi kalau perusahaan tsb justru memberi kontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan"

semoga perusahaan semacam itu ada dan saya bisa menjadi bagian didalamnya.

dan saya rasa, perusahaan itu bukan di tempat ini.

Lamunan saya terpecah ketika teman saya mengajak saya kembali ngobrol. Ah jam makan siang sudah mau habis.

Bulan Puasa

Sebenernya ini kumpulan posting saya di twitter pagi tadi. Pas saya baca ulang, rasanya kok asik juga kalo disatuin jadi satu puisi (?) atau narasi (?) atau entahlah, mungkin cuma sekumpulan kata-kata representatif dari jutaan makna yang tersimpan di kepala.

Bulan puasa, bulan dimana org2 yg tadinya pelit, egois, dan tamak. Mendadak jadi orang yg suka menolong dan ramah.


Bulan puasa, dimana org yg tadinya hobi pake baju kurang bahan, tiba2 jilbaban. Org yg pake rompi preman dan rantai tiba2 pake baju koko.


Bulan puasa, dimana lagu linkin park, maroon5, atau rihanna diganti dengan bimbo, nasyid, atau ceramah aa gym.


Bulan puasa, dimana tiba2 pengemis malah direbutin oleh org2 kaya u/ dikasih zakat. Kalo hari biasa, boro2 tu pengemis ditengok.


Bulan puasa, dimana tiba2 reuni ini itu merebak dimana2 dengan judul "buka bareng". Pdhl sehari2nya tegoran aja engga meskipun sekampus.


Bulan puasa, dmn yg g puasa jdi ikutan "puasa" dengan alasan mesti menghormati yg puasa dg ga makan d dpn dia. Warung2 jg tutup. Mo mkn dmn?


Bulan puasa, dmn mama sy ngeluh krn harga buncis, cabe, daging, dan bahan2 kue naik harga, atau bahkan ludes di pasar.


Bulan puasa, dmn tba2 jajanan sore jd super bnyak, brkebalikn dg kberadaan penjual sarapan dan mkn siang. Anak non puasa gerilya cari makan.


Bulan puasa, katanya menahan nafsu. Tapi pas ngabuburit, belanja ta'jil nya astajim.


Bulan puasa, dmn pngluaran bwt makan justru jauh lbih besar krn ajakan kanan kiri u/ buka bareng di cafe/resto. Pdhl biasanya ngewarteg.


Bulan puasa, dmn gw kalo makan jadi kayak maling: sembunyi2 di balik tirai tempat makan.


Bulan puasa, dmn bbm broadcast berdatangan minta maaf. Diragukan tulus/enggaknya, broadcast sih soalnya.


Bulan puasa, dmn fashion wanita berubah menjadi gamis, kaftan, dan bordiran.


Bulan puasa, dmn org2 mendadak jadi kaya raya, semuanya diperbarui: mulai dari sepatu, baju, sampe toples kue dan sarung bantal. Pdhl utang.


dari tweet2 barusan, ada beragam respon yang saya dapet, mulai dari yang mendukung banget, sekadar memuji kejujuran saya, agak2 kontra, hingga yang ngasih tanggepan via nge-tweet dan nyepet saya tanpa me-mention saya (keliatan jelas banget soalnya dari tweet nya hahaha)


yahh, saya kan cuma mengutarakan pendapat ya :)

Tuesday, July 17, 2012

Happy Birthday Mom :)

Hari ini mamaku ulang tahun yang ke 55. Mungkin aku sudah termasuk anak yang durhaka yang mengucapkan selamat ulang tahun ke ibunya pada pukul 17.30 dengan alasan baru isi pulsa sehingga baru bisa nelepon.

Mama, motivasi keluarga kami, inspirasi keluarga kami.
Skripsi abangku, bermula dari inspirasinya ingin menemukan alat pendeteksi penyakit stroke, penyakit yang persis diderita mama.
Kakakku yang menjadi dokter, karena ingin menyembuhkan banyak orang agar tidak perlu menderita karena sakitnya, seperti yang pasti dirasakan mama.
dan aku.....yang masih kuliah di teknik kimia ITB....aku belum tahu apa yang bisa kuperbuat untuk mama....yang pasti di dalam pikiranku....aku ingin mengumpulkan modal yang cukup untuk bisa menyejahterakan kedua orang tuaku, menyejahterakan mama....

Mama kucinta kau.
Meski begitu sering aku menyakitimu karena tingkahku yang tidak pernah dewasa.
Pasti sudah begitu banyak air mata yang menetes untuk mendoakanku.
padahal bisa dihitung dengan jari kapan aku dengan sungguh-sungguh mendoakanmu

mama yang tak pernah absen membangunkanku jam 4 pagi setiap hari
menjadi alasanku untuk bangun pagi
setiap kularang mama supaya berhenti membangunkanku,
ucapnya: kan cuma ini yang bisa mama lakukan

mama yang berhati tegar bak batu karang
meski langkah fisikmu pincang, aku tau imanmu justru melompat melesat, berkebalikan dengan semakin berkurangnya kekuatanmu.

mama, aku masih anak kecil yang butuh belaimu
terima kasih Tuhan untuk masih memberi mamaku nafas
dan masih meminjamkan dia padaku sebagai media perantara cintaMu

mama, sekarang air mataku menetes ketika aku mengetik ini
entah kenapa, sifat melankolisku selalu muncul tiap aku menulis tentangmu
dan jari-jari ini, seolah tak mau berhenti bercerita tentangmu
emosi ini, tertumpah dalam irama keyboard yang berderap

mama, kami masih membutuhkan mama
aku sangat mengingat, saat aku SMP, dokter memvonis usiamu hanya 7 tahun lagi
7 tahun, artinya tahun ini adalah tahun ke 7 itu.
aku bukan tak percaya akan kapabilitas dokter, tapi aku lebih percaya pada Tuhan dan papa.

mama pintaku cuma dua
pertama,
mau mama dan papa hadir dalam pernikahanku kelak, yang entah kapan dan dengan siapa
dan memberiku restu langsung dari kedua tanganmu
mengantarkanku perlahan dengan kedua kakimu
dan turut tersenyum dalam meriahnya pestaku
ikut mendandaniku dan rewel, dan
ikut memuji gaun putihku, atau betapa tampannya suamiku kelak.

kedua,
aku mau mama bisa melihatku menggendong anakku sendiri.
bisa memuji betapa lucunya dia
sehingga anakku kelak bisa mengenali wajah opung nya.

mama, semakin sehat ya
aku selalu sayang mama.
semoga aku bisa secepat mungkin membahagiakan mama.



Perihal panggilan (ga penting?) dalam per-PA-an


Baru2 ini gw, dalam rangka wisudaan (baca: jenuh KP) menyempatkan diri untuk sejenak kembali ke peradaban ibukota bandung. Setelah datang ke acara wisudaan juli ITB, kasih2 bunga, cipikacipiki dan foto2, gw, adek PA, dan beberapa temennya jalan ke ciwalk buat ngisi perut karena emang kita belum makan dari pagi. Hahaha.
Tiba2 gw skrg terinspirasi untuk nulis tentang family tree keluarga PA. Gw juju raja, agak ga begitu setuju dengan pembuatan family tree keluarga PA yang (berusaha) menghubungkan orang yang satu dengan yang lain. Okelah kalo itu masih dalam konteks kakak PA, adik PA, cucu, dan buyut PA….pokoknya garis lurus keturunan langsung deh. Cuma yang bikin gw agak bingung adalah mengenai konteks sepupu PA, keponakan PA, atau entahlah, jadi rantai yang bercabang2.
Begitu juga dengan kesejajaran dalam family tree PA. gw punya satu adek PA yang masih TPB, tapi gw ga pernah mensejajarkan dia dengan adek PA gw yang udah tingkat 2. Buat gw, meskipun semuanya adalah adek PA gw, tapi si yang TPB ini beda dong, dia lebih muda, dia ga bisa gw perlakukan sama dengan yang lebih tua. Dan dia (si yang TPB) gw harap juga paham kalo gw gak pernah mensejajarkan dia sama dengan kedua adek PA gw yang lain yang udah tingkat 2.
Kenapa gw rada ga stuju dengan cabang2 family tree keluarga PA dan pensejajaran adek PA? buat gw, usia itu, meskipun beda setahun, itu beda banget. Gw percaya dengan itikad baik dari adanya hirarki. Lo ga bisa memperlakukan orang yang udah masuk duluan, udah lo ajar lebih lama, dengan orang yang baru masuk, dengan standard an pandangan yang sama. Begitu juga seharusnya si objek yang diajar seharusnya bisa sadar diri mengenai dimana posisi dia, bahwa dia lebih tua/muda, dan ga perlu merasa keren  atau malah terintimidasi karena sejajar dengan orang yang lebih muda atau tua.
Dalam percabangan family tree keluarga PA, entah ponakan atau sepupu atau apapun, gw tidak menganggap itu. Kalo ada yang mengatakan: iya, dia kan sepupu PA ku. Duh. Aneh rasanya di kuping, apalagi kalo itu diucapkan oleh orang yang lebih muda dari gw, yang seumuran dengan adek2 PA yang sudah gw ajar. Rasanya gimana gitu ya, duh dik, kamu belum pantas memanggil saya sepupu. Begitu juga kalo saya ga akan berusaha memanggil orang sepupu PA saya kalo ternyata dia lebih senior dari saya. Saya pasti menghargainya dan (mengkondisikan) memandang dia lebih bisa ditanyai mengenai per-PA-an.
Ketidaksukaan gw ini tentunya berdasar. Dengan adanya cap-cap semacam sepupu, keponakan, dan sodara, banyak dari anak2 PMK yang ga mau dimuridkan karena telat masuk lembaga pelayanan. Mereka mikirnya: wah brarti kalo gw masuk sekarang, gw bakal dicap sama dengan si adik itu, atau bahkan bisa aja gw “dibimbing” sama dia. Ketakutan itu bukan gw karang2, tapi beberapa temen gw yang udah tingkat 2 atau 3 yang gw ajak balik lagi ke lembaga pelayanan untuk dimuridkan, mengatakan hal yang sama: wah gw udah ketuaan, malu ntar sama yang lebih muda.
Trus, sebenernya, apa sih pentingnya keponakan, sepupu, dan, sodara PA kalo sebenernya lo ga bertumbuh bersama dan malah Cuma bertumbuhnya sama kakak PA lo aja? Paling guna sebutan itu adalah untuk seneng2 doang, lucu2 doang kan. Tapi efeknya ke luar rada gede dan riskan. Bisa membatasi jiwa baru untuk dimuridkan.

Nah, masih (perlu) kah kau memanggilku sepupu PA?

Thursday, July 12, 2012

Kantor Chandra Asri, Cilegon, 11 Juli 2012, pukul 8:43


Gw sedang dalam fase malas untuk menulis laporan KP. Hahaha. Ya sudah, gw mau nulis blog aja deh ya. (untuk yang pengen jadi pekerja teladan, JANGAN ikuti gw).
Mau nulis tentang apa ya? Hem yang lagi hot sih tentang pilkada di Jakarta. Heboh banget, udah kayak pilih presiden (menurut gue kehebohannya sama), sampe disiarin di teve-teve nasional, dan seluruh Indonesia sampe tau. Coba aja perhatiin, kalo pemilihan Gubernur Sumsel aja kayaknya orang jawa timur pun ga sampe tau calon2nya siapa aja. Efek ibukota kali ye.
Yasud, gw pengen menyumbangkan sedikit pemikiran gw (baca: curat) tentang pilkada ini. Di timeline twitter, banyak banget temen2 gue (yang notabene anak muda) dan artis2 di timeline yang gw follow yang milih @FaisalBiem sebagai jagoan mereka. Kerjaan mereka tiap hari promosi ttg #gimme5. Gw bingung mereka kok rajin amat kampanye ya, padahal orang sibuk. Mungkin twit berbayar, mungkin tidak. Entahlah.
Kayaknya pasangan independen ini bisa banget menarik perhatian anak2 muda, especially anak muda yang udah jadi figur di ibukota, semacam artis dan anak2 muda tokoh pergerakan.Ga usah gw sebut lah ya nama2nya. Mungkin kalian juga follow mereka.
Gw sih ga masalah siapapun mau kampanyein apapun, selagi mereka ga maksa seseorang terang-terangan. Gw memandang itu sebagai bentuk promosi, layaknya promosi barang/makanan lah ya. Selagi ga melecehkan kandidat lain sih yasudahlah.
Melirik pada calon2 gubernur DKI, beberapa ada yang udah familiar di ingatan gw, karena mereka memang “orang lama” di tampuk pemerintahan Indonesia di beberapa dinasti, eh kabinet maksud gw. Beberapa lagi gw asumsikan sebagai “orang-orang baru”, karena gw ga kenal mukanya hahaha. Highlighted, ada satu calon yang tionghoa keturunan (bukan bermaksud rasis loh gw ya). Gw salut! Dari sisi demokrasi, ini udah dapet banget kayanya.
Dari calon2 tsb, gw menotice bahwa banyak dari mereka yang IMO gatau Jakarta. Kenapa? Bukan berarti mereka mesti tinggal di Jakarta atau bersuku betawi, tapi bahkan beberapa dari mereka dari kecil sampe tua ga berdomisili di Jakarta, bahkan ga berdomisili di pulau jawa. Menurut gw agak absurd aja sih, gimana caranya lo memimpin kota dan orang2 yang bahkan lo ga kenal? Pasti bakal banyak miskom dah, dijamin.
Buat gw, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengenal orang yang mereka pimpin. “Mengenal” ini kalimat aktif loh, artinya si pemimpin itulah yang berusaha memahami kota dan rakyat yang mereka pengen pimpin kelak. Jadi jangan sebaliknya, malah rakyatnya yang bertanya-tanya: ini siapa sih yang mau mimpin gue? Dan rakyat lah yang “dipaksa” mengenali pemimpin mereka, lewat selebaran, stiker2, kalender, atau baju2 sablonan.
Dengan seorang pemimpin mengenali kota dan rakyat yang akan mereka pimpin, pasti si pemimpin itu bakal tau secara pasti problem apa sih yang paling urgent yang mesti diselesaikan di kota itu atau Rakyat di daerah mana sih yang paling membutuhkan bantuan. Pemimpin ga bisa mengandalkan data statistik atau survey dari anak2 buahnya untuk mendefinisikan suatu problem. Butuh ada ikatan yang lebih kuat daripada itu, ikatan emosional, dan ikatan emosional ini muncul karena adanya sense of belonging, dan sense of belonging ini muncul karena si pemimpin tersebut sudah mendengarkan dan merasakan Jakarta dengan segala problematikanya.
Gw percaya kalo mimpi atau cita-cita itu ga semata-mata muncul. Seperti kakak gw yang mewujudkan mimpinya jadi dokter bukan sekedar karena dia merasa dokter itu keren dan penghasilannya gede. Kakak gw jadi dokter karena dia terinspirasi waktu dia lahir, dokter yang ngebantu dia lahir itu salah narik bahu dia. Akibatnya bahunya rada sedikit berbeda kanan dan kiri. Semangatnya makin membara pas nyokap kita jatuh stroke 2x dan mesti on-off rumah sakit.Finally dia lulus cumlaude dan skrg jadi dokter di sebuah rumah sakit swasta di pekanbaru.
See? Menurut gue mimpi atau cita-cita itu muncul karena suatu latarbelakang pengalaman, baik pengalaman lo atau pengalaman orang-orang yang ada di sekitar lo. Dan pasti butuh waktu yang lama buat lo untuk meresapi pengalaman itu dan  menjadikannya sebagai motivasi untuk membentuk mimpi lo dan merealisasikannya menjadi kenyataan. Dan seperti kakak gw yang semangatnya makin membara, lo butuh passion untuk mewujudkan mimpi itu. Dalam kampanye calon2 gubernur pilkada, mereka banyak menyampaikan janji-janji. Gw samakan janji itu dengan mimpi mereka untuk Jakarta. Gw berharap mimpi-mimpi yang mereka sampaikan itu murni datang dari pengalaman yang sudah mereka alami (lihat-dengar-rasakan) tentang Jakarta, dan itu menjadikan passion mereka untuk membuat Jakarta menjadi lebih baik lagi, bukan Cuma sekedar mimpi manis yang sedap didengar tapi sebenarnya hampa di belakang, atau justru mimpi yang Cuma menguntungkan pendukung-pendukung mereka aja. Gw bener-bener berharap mereka tidak hanya mengandalkan statistika dan desakan dari beberapa golongan untuk mendefinisikan apa mimpi yang tepat untuk Jakarta yang patut mereka janjikan sebagai  bentuk kampanye mereka.
Kembali lagi, ini masalah hati dan tanggung jawab moral. Ga ada yang bisa menebak hati seseorang, karena Cuma orang itu dan Tuhan yang tahu. Mereka berani jadi calon pun gw udah kagum, berani menjadi calon pemimpin ibukota bangsa ini, yang udah kacau korupsinya, kesenjangan sosialnya, dan utang-utangnya. Siapapun yang terpilih, semoga Tuhan bersama mereka.