Saturday, December 29, 2012

Tiga Langkah Mudah Menjaga Kelestarian Sumber Air Minum


Pertama kali saya mengunjungi rumah saudara saya di Jakarta, saya dibuat terheran-heran. Rumah saudara saya itu berada di sebuah daerah permukiman yang cukup ternama. Di sana, saya tidak bisa seenaknya merebus air keran  / leding untuk menjadi air minum. Untuk minum dan memasak, saya harus menggunakan air mineral, karena kata saudara saya air kerannya tidak layak minum. Untuk mereka, air keran hanya dipakai untuk keperluan mandi dan cuci saja. Bahkan, air keran ini tidak bisa dipakai sebagai air mandi keponakan saya yang masih bayi, karena tingkat kontaminasi air yang cukup tinggi membuat kulit bayi yang masih sangat sensitif menjadi merah-merah dan gatal.

Keheranan saya ini harap dimaklumi. Saya yang biasanya tinggal di daerah suburban di Sumatera Selatan, agak asing dengan larangan “tidak boleh memakai air keran untuk memasak”. Di rumah, saya terbiasa menggunakan air keran sebagai sumber air minum dan memasak. Miris ya, daerah permukiman mahal tidak bisa menjamin kualitas air yang didapatkan penghuninya. Padahal, untuk dapat tetap sehat, manusia setidaknya membutuhkan 8 gelas air minum per hari. Jika untuk minum saja sulit, bagaimana manusia bisa sehat?

Hampir setengah penduduk Indonesia kekuarangan bahkan tidak punya sumber air bersih. Ditambah lagi jika 20 persen dari penduduk Indonesia meninggal akibat kekurangan air bersih

Ini informasi yang saya peroleh saat saya iseng mencari artikel tentang kesulitan air bersih di Indonesia. Air bersih disini didefinisikan sebagai air yang layak digunakan untuk kegiatan primer, seperti minum dan memasak. Kasihan ya L.

Setidaknya terdapat 64 dari 92 daerah terluar di Indonesia yang kini mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih.

Bersumber dari dari publikasi Bank Pembangunan Asia (ADB) tahun 2006, persoalan akses air bersih bukanlah persoalan yang sepele. Lebih dari 100 juta orang di Indonesia kesulitan mengakses air bersih, bahkan 70 persen populasi Indonesia bergantung kepada sumber-sumber air yang tercemar.

Tingkat pencemaran di Indonesia sudah “terkenal” dan menjadi juara di skala internasional lho! Kota-kota besar di Jawa dan Bali kabarnya sudah menjadi kota dengan polusi air tertinggi di antara jajaran negara-negara berkembang di dunia.

Kalau kita kalkulasi, untuk memasak air minum, setiap warga Jakarta diperkirakan harus membayar lebih dari Rp100.000 per bulan (ini sudah termasuk harus membeli air mineral dalam galon). Hal ini jelas merupakan beban yang tidak ringan buat mereka yang tergolong miskin dan sangat miskin.

Saat ini, Indonesia diperkirakan memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,2 persen per tahun, sehingga pada tahun 2020 nanti diperkirakan bakal ada 250 juta orang tinggal di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan penduduk akan membawa berbagai konsekuensi bertambahnya kebutuhan akan air bersih, bahan pangan, dan ketersediaan lahan untuk tempat tinggal serta beraktivitas.

Ada banyak sekali daerah di Indonesia yang kondisi krisis air nya jauh lebih parah daripada kondisi saudara saya yang saya ceritakan di atas. Misalnya saja, pada gambar di bawah ini, merupakan seorang warga di Temanggung, Jawa Tengah, yang harus melewati jalan berbatu-batu demi mendapatkan air bersih.
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/330277/daerah-krisis-air-bersih-di-temanggung-bertambah

Lain lagi dengan gambar di bawah ini. Kedua kakek ini adalah warga di daerah Gunung Kidul. Mereka harus berjalan sebanyak empat kilometer pulang pergi, dengan berjalan kaki, hanya untuk mendapatkan beberapa jerigen air bersih.
Sumber: http://www.solopos.com/2012/08/06/krisis-air-gunungkidul-karso-marto-tetap-tersenyum-316520

Pemerintah Indonesia tentunya menyadari permasalahan ini. Pada tahun 2013 nanti, beberapa daerah-daerah yang krisis air nya sudah parah, seperti di daerah Gunung Kidul, Bantul, dan Madura, sudah direncanakan berbagai penanggulangan atas krisis air bersih.
Tentunya sebagai warga Negara yang baik, kita tidak boleh hanya mendesak pemerintah untuk bertindak. Kita juga harus mulai untuk menyadari bahwa kita memiliki tanggung jawab atas ketersediaan air bersih di Indonesia. Apa yang dapat kita lakukan anak cucu kita nanti tetap bisa  memperoleh akses air bersih yang layak minum? Berikut ini saya berikan 3 cara mudah menjaga kelestarian sumber air minum. Siapapun bisa melakukannya, asalkan bersedia!

1. Berhenti merusak sumber air
Membuang sampah sembarangan, membuang limbah tidak sesuai kadar batasan, menebang pohon di hutan lindung, membuka lahan di daerah resapan air hujan, dan menggunakan pupuk/pestisida berlebihan pada tanaman merupakan sedikit dari contoh tindakan pengrusakan sumber air.

2. Berhemat dalam penggunaan air
Mengganti gaya mandi dari bath-tub atau memakai gayung menjadi memakai shower bisa menghemat puluhan liter per air dalam 1 hari lho!

3. Pure It!
Apa itu PureIt? Pure it adalah filter pemurni air minum yang sangat canggih. Alat ini bisamemurnikan air keran menjadi air yang sangat aman untuk dikonsumsi. Pure it menggunakan teknologi canggih, seperti saringan serat mikro, filter karbon aktif, prosesor pembunuh kuman, dan penjernih yang disusun bertahap untuk menghasilkan air minum berkualitas yang memenuhi standar EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat. Saya mengatakan ini bukan semata-mata untuk promosi lho! Dosen saya (di kampus ITB tercinta tentunya, ceilaah) juga mengatakan bahwa alat ini sudah pernah diuji di laboratorium dan dinyatakan mampu memurnikan air minum. Hebatnya lagi alat ini tidak memerlukan bantuan energi apapun (listrik, baterai, dll). Jadi, alat ini bisa menjadi solusi atas biaya yang tinggi (Rp 100.000,00 per orang per bulan) untuk pemenuhan kebutuhan air minum.

Nah, sudah sadarkah Anda bahwa air sangat berharga? Yuk kita jaga kelestarian sumber airminum Indonesia dengan melakukan 3 langkah mudah ini! Ini bukan hanya tugasku, tapi tugasmu juga J. Mari bersama kita wariskan kebaikan dari air bersih yang layak minum bagi anak cucu kita.


Referensi:

8 comments:

  1. Hi Dek!
    Makasih tulisannya, baguss :)
    Anw, mungkin yg ini typo ya? "Setidaknya terdapat 94 dari 92 daerah terluar di Indonesia.." mungkin mksdnya 192?

    Trus ttg berhenti merusak sumber air, juga termasuk perlindungan sungai kita, bukan cuma membatasi limbah di hilir, tp hulunya harus dijaga jg :)

    Kalo di t4 ku skrg, mereka jg bedain air keran dan air minum. Air keran dr air tanah yg org2 sini pun gak yakin kualitasnya (jd cuma buat cuci2 n mandi), buat air minum mereka punya saluran air n dispenser sndr.

    Kalo utk Indonesia mnrtku pure it jg dah bgs tuh, cm utk remote area aq kurang tau ya, soalnya kan setelah sekian kali penggunaan, harus dganti filternya. :) #my2cent

    ReplyDelete
  2. Kebetulan di rumah saya memakai Pure It. Kelemahan Pure it menurut saya sebagai pengguna adalah lamanya dalam proses pemurnian (Sangat-sangat lama) sehingga sangat tidak applicable bagi anggota rumah yang banyak dan banyak minumnya hehehehe. :)

    ReplyDelete
  3. @ kak irene: oh iya, udah diperbaiki kak. makasih koreksinya.

    @ anonymous: nah itu mungkin bisa jadi satu masukan yang penting bagi inovasi dalam teknologi pemurnian air di Indonesia :), bahwa selain kualitas air, kuantitas setiap waktu (laju debit per waktu) juga perlu dipertimbangkan, mengingat biasanya di indonesia 1 keluarga jumlahnya ada banyak hahaha.

    ReplyDelete
  4. Nice post! Aku.. baru tahu kalau ada yang seperti Pure It ini, apalagi diuji oleh dosen ITB :| mungkin bisa dipertimbangkan jadi salah satu alat pemurni air minum, hmm..

    Best of luck, san! Oh iya, di bagian 3 itu ada hyperlink yang kurang rapi, lho ;)

    ReplyDelete
  5. @ricardo: iya do, bisa banget jadi solusi buat daerah perumahan yang air keran nya ga bisa diminum :)

    ReplyDelete
  6. kakek nenekku di madura san,
    benar sekalii: di sana daerah super kering (makanya bnyak tambak garam ...)

    setuju juga dgn 3 cara mudah tadi, ini kita skrg mesti bnyak konservasi air - selain energi

    oyaa, mungkin tugas kita jg sbg anak tekim msti bkin water treatment murah tp dr wastewater air rumah tangga (jd air abu2)

    ReplyDelete
  7. @rusydi: wah iya tuh chak, emang kebutuhan air paling banyak di bagian domestik (rumah tangga) ya, kayak cuci2 gitu. jadi PR besar banget tuh, mengingat mendapatkan air bersih sekarang susah banget.

    ReplyDelete
  8. Jaga kualitas air minum agar terhindar dari ancaman penyakit, salah satunya penyakit diare.

    ReplyDelete

Feel free to put on your thoughts about my writings :)