Tapi itu namanya garis hidup. Rencana Tuhan PASTI lebih indah dari rencana saya. Sebenarnya (ini bukan pembenaran loh), pagi ini saya udah ragu dengan keputusan saya untuk ikut tes SLB ini. Waktu SaTe, saya ragu banget, ga bisa ngebayangin gimana-jadinya-kalo-gue-yang-lulus.
pas sebelum doa pagi, ditengah galau2 nya tentang VT, saya ditelpon mama.
Mama: Santi, lagi ngapain?
Aku: baru mau baca Alkitab, Ma
Mama: oh iya bagus.
Aku: knapa ma?
Mama: enggak, nanya aja, pulang lagi ke Bandung kapan nanti, tanggal 7 juli masih di Palembang ga?
Aku: oh masih kok ma, kenapa?
Mama: enggak, soalnya Abby mau dibaptis, biar ada yang ngurus disiniAku: oh iya ma
Bukan karena obrolan barusan yang semakin meragukan ku untuk ke SLB, tapi gara-gara itu aku ingat obrolan2 yang lalu dengan mama, entah kenapa sepertinya mama kesepiaaannnn bgt. Ya maklumlah, di hari-hari tuanya ga ada anak2nya disisinya. Kalo papa sih kayanya ga kesepian, lah kerjaan papa masih di sanasini.
Dibilang sedih ga keterima VT, ya sedih. Dibilang bersyukur, saya juga amat bersyukur. Meski ga keterima di SLB, saya ada kemungkinan besar untuk magang di PUSRI, dengan bantuan papa tentunya. Mungkin momen ini adalahs saat yang tepat yang diberikan Tuhan buat saya untuk bisa kembali ke Palembang sekaligus belajar jadi anak tekim yang baik melalui magang di PUSRI.
Ganbatte ne!
Santi
No comments:
Post a Comment
Feel free to put on your thoughts about my writings :)