Pertama kali
saya mengunjungi rumah saudara saya di Jakarta, saya dibuat terheran-heran.
Rumah saudara saya itu berada di sebuah daerah permukiman yang cukup ternama. Di
sana, saya tidak bisa seenaknya merebus air keran / leding untuk menjadi air minum. Untuk minum
dan memasak, saya harus menggunakan air mineral, karena kata saudara saya air
kerannya tidak layak minum. Untuk mereka, air keran hanya dipakai untuk
keperluan mandi dan cuci saja. Bahkan, air keran ini tidak bisa dipakai sebagai
air mandi keponakan saya yang masih bayi, karena tingkat kontaminasi air yang
cukup tinggi membuat kulit bayi yang masih sangat sensitif menjadi merah-merah
dan gatal.
Keheranan saya
ini harap dimaklumi. Saya yang biasanya tinggal di daerah suburban di Sumatera Selatan, agak asing dengan larangan “tidak boleh memakai air keran untuk
memasak”. Di rumah, saya terbiasa menggunakan air keran sebagai sumber air
minum dan memasak. Miris ya, daerah permukiman mahal tidak bisa menjamin
kualitas air yang didapatkan penghuninya. Padahal, untuk dapat tetap sehat, manusia setidaknya membutuhkan 8 gelas air minum per hari. Jika untuk minum saja sulit, bagaimana manusia bisa sehat?
Hampir setengah penduduk Indonesia kekuarangan bahkan tidak
punya sumber air bersih. Ditambah lagi jika 20 persen dari penduduk Indonesia
meninggal akibat kekurangan air bersih
Ini informasi
yang saya peroleh saat saya iseng mencari artikel tentang kesulitan air bersih
di Indonesia. Air bersih disini didefinisikan sebagai air yang layak digunakan
untuk kegiatan primer, seperti minum dan memasak. Kasihan ya L.
Setidaknya terdapat 64 dari 92 daerah terluar di Indonesia
yang kini mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih.
Bersumber dari
dari publikasi Bank Pembangunan Asia (ADB) tahun 2006, persoalan akses air
bersih bukanlah persoalan yang sepele. Lebih dari 100 juta orang di Indonesia
kesulitan mengakses air bersih, bahkan 70 persen populasi Indonesia bergantung
kepada sumber-sumber air yang tercemar.
Tingkat pencemaran di Indonesia sudah “terkenal”
dan menjadi juara di skala internasional lho! Kota-kota besar di Jawa dan Bali kabarnya
sudah menjadi kota dengan polusi air tertinggi di antara jajaran negara-negara
berkembang di dunia.
Kalau kita
kalkulasi, untuk
memasak air minum, setiap warga Jakarta diperkirakan harus membayar lebih dari
Rp100.000 per bulan (ini sudah termasuk harus membeli air mineral dalam galon). Hal
ini jelas merupakan beban yang tidak ringan buat mereka yang tergolong miskin
dan sangat miskin.
Saat ini, Indonesia
diperkirakan memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,2 persen per tahun,
sehingga pada tahun 2020 nanti diperkirakan bakal ada 250 juta orang tinggal di
Indonesia. Pesatnya pertumbuhan penduduk akan membawa berbagai
konsekuensi bertambahnya kebutuhan akan air bersih, bahan pangan, dan
ketersediaan lahan untuk tempat tinggal serta beraktivitas.
Ada banyak
sekali daerah di Indonesia yang kondisi krisis air nya jauh lebih parah daripada
kondisi saudara saya yang saya ceritakan di atas. Misalnya saja, pada gambar di
bawah ini, merupakan seorang warga di Temanggung, Jawa Tengah, yang harus
melewati jalan berbatu-batu demi mendapatkan air bersih.
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/330277/daerah-krisis-air-bersih-di-temanggung-bertambah
Lain lagi
dengan gambar di bawah ini. Kedua kakek ini adalah warga di daerah Gunung
Kidul. Mereka harus
berjalan sebanyak empat kilometer pulang pergi, dengan berjalan
kaki, hanya untuk mendapatkan beberapa jerigen air bersih.
Sumber: http://www.solopos.com/2012/08/06/krisis-air-gunungkidul-karso-marto-tetap-tersenyum-316520
Pemerintah
Indonesia tentunya menyadari permasalahan ini. Pada tahun 2013 nanti, beberapa daerah-daerah
yang krisis air nya sudah parah, seperti di daerah Gunung Kidul, Bantul, dan
Madura, sudah direncanakan berbagai penanggulangan atas krisis air bersih.
Tentunya
sebagai warga Negara yang baik, kita tidak boleh hanya mendesak pemerintah
untuk bertindak. Kita juga harus mulai untuk menyadari bahwa kita memiliki
tanggung jawab atas ketersediaan air bersih di Indonesia. Apa yang dapat kita
lakukan anak cucu kita nanti tetap bisa memperoleh akses air bersih yang layak minum? Berikut ini saya berikan 3 cara mudah menjaga kelestarian sumber air minum. Siapapun bisa melakukannya, asalkan bersedia!
1. Berhenti merusak sumber air
Membuang sampah
sembarangan, membuang limbah tidak sesuai kadar batasan, menebang pohon di
hutan lindung, membuka lahan di daerah resapan air hujan, dan menggunakan
pupuk/pestisida berlebihan pada tanaman merupakan sedikit dari contoh tindakan
pengrusakan sumber air.
2. Berhemat dalam penggunaan air
Mengganti gaya
mandi dari bath-tub atau memakai gayung menjadi memakai shower bisa menghemat
puluhan liter per air dalam 1 hari lho!
3. Pure It!
Apa itu PureIt? Pure it adalah filter pemurni air minum yang sangat canggih. Alat ini bisamemurnikan air keran menjadi air yang sangat aman untuk dikonsumsi. Pure it menggunakan teknologi canggih, seperti saringan serat mikro, filter karbon
aktif, prosesor pembunuh kuman, dan penjernih yang disusun bertahap untuk
menghasilkan air minum berkualitas yang memenuhi standar EPA (Environmental
Protection Agency) Amerika Serikat. Saya mengatakan ini bukan semata-mata untuk
promosi lho! Dosen saya (di kampus ITB tercinta tentunya, ceilaah) juga
mengatakan bahwa alat ini sudah pernah diuji di laboratorium dan dinyatakan
mampu memurnikan air minum. Hebatnya lagi alat ini tidak memerlukan bantuan energi
apapun (listrik, baterai, dll). Jadi, alat ini bisa menjadi solusi atas biaya
yang tinggi (Rp 100.000,00 per orang per bulan) untuk pemenuhan kebutuhan air
minum.
Nah, sudah
sadarkah Anda bahwa air sangat berharga? Yuk kita jaga kelestarian sumber airminum Indonesia dengan melakukan 3 langkah mudah ini! Ini bukan hanya tugasku, tapi tugasmu juga J. Mari bersama
kita wariskan kebaikan dari air bersih yang layak minum bagi anak cucu kita.
Referensi:
Hi Dek!
ReplyDeleteMakasih tulisannya, baguss :)
Anw, mungkin yg ini typo ya? "Setidaknya terdapat 94 dari 92 daerah terluar di Indonesia.." mungkin mksdnya 192?
Trus ttg berhenti merusak sumber air, juga termasuk perlindungan sungai kita, bukan cuma membatasi limbah di hilir, tp hulunya harus dijaga jg :)
Kalo di t4 ku skrg, mereka jg bedain air keran dan air minum. Air keran dr air tanah yg org2 sini pun gak yakin kualitasnya (jd cuma buat cuci2 n mandi), buat air minum mereka punya saluran air n dispenser sndr.
Kalo utk Indonesia mnrtku pure it jg dah bgs tuh, cm utk remote area aq kurang tau ya, soalnya kan setelah sekian kali penggunaan, harus dganti filternya. :) #my2cent
Kebetulan di rumah saya memakai Pure It. Kelemahan Pure it menurut saya sebagai pengguna adalah lamanya dalam proses pemurnian (Sangat-sangat lama) sehingga sangat tidak applicable bagi anggota rumah yang banyak dan banyak minumnya hehehehe. :)
ReplyDelete@ kak irene: oh iya, udah diperbaiki kak. makasih koreksinya.
ReplyDelete@ anonymous: nah itu mungkin bisa jadi satu masukan yang penting bagi inovasi dalam teknologi pemurnian air di Indonesia :), bahwa selain kualitas air, kuantitas setiap waktu (laju debit per waktu) juga perlu dipertimbangkan, mengingat biasanya di indonesia 1 keluarga jumlahnya ada banyak hahaha.
Nice post! Aku.. baru tahu kalau ada yang seperti Pure It ini, apalagi diuji oleh dosen ITB :| mungkin bisa dipertimbangkan jadi salah satu alat pemurni air minum, hmm..
ReplyDeleteBest of luck, san! Oh iya, di bagian 3 itu ada hyperlink yang kurang rapi, lho ;)
@ricardo: iya do, bisa banget jadi solusi buat daerah perumahan yang air keran nya ga bisa diminum :)
ReplyDeletekakek nenekku di madura san,
ReplyDeletebenar sekalii: di sana daerah super kering (makanya bnyak tambak garam ...)
setuju juga dgn 3 cara mudah tadi, ini kita skrg mesti bnyak konservasi air - selain energi
oyaa, mungkin tugas kita jg sbg anak tekim msti bkin water treatment murah tp dr wastewater air rumah tangga (jd air abu2)
@rusydi: wah iya tuh chak, emang kebutuhan air paling banyak di bagian domestik (rumah tangga) ya, kayak cuci2 gitu. jadi PR besar banget tuh, mengingat mendapatkan air bersih sekarang susah banget.
ReplyDeleteJaga kualitas air minum agar terhindar dari ancaman penyakit, salah satunya penyakit diare.
ReplyDelete