Selasa, 20 Oktober 2009
Hai, eh pada tau ga hari ini SBY-Boediono dilantik? Mulai hari ini foto-foto di depan kelas-kelas bakal berubah sedikit, karena wapresnya udah beda...
SELAMAT DAN SUKSES UNTUK PAK SBY DAN PAK BOEDIONO. Saya harap bapak-bapak bisa memimpin Indonesia menjadi bangsa yang SEHAT, CERDAS, dan BERAKHLAK, serta bisa membawa bangsa ini untuk maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. AMIN. (saya yakin, itu doa semua anak Indonesia saat ini..meski beberapa Cuma implicitly stated lewat status di plurk).
Oh iya, saya inget, hari ini mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas pada dateng ke pelantikan SBY-Boediono buat ‘mengawal’ pelantikan dan menyuarakan aspirasi tentang ketiadaannya pihak oposisi pemerintahan. As info ajah ya…sekarang golkar udah bukan lagi oposisi pemerintahan, golkar sekarang berbalik jadi koalisi. PDIP masih dilema anatar mau jadi koalisi atau oposisi. Ibu megawati bersikeras untuk jadi oposisi pemerintah saja. Tapi hal ini ga didukung oleh partai dan bahkan suami beliau sendiri, bapak Taufik Kiemas (yang baru-baru ini dilantik jadi ketua MPR, selamat Pak! Baca Kita udah punya Ketua MPR baru nih!). Ada sekitar 95% tubuh partai yang memilih untuk menjadi koalisi daripada menjadi oposisi. Haduh, ini memang gara-gara beneran sepakat dengan kebijakan pemerintah atau memang karena haus kekuasaan dan pengen ngerasain kursi DPR? Cckckck…saya harap pilihan mereka untuk menjadi koalisi didasarkan atas pertimbangan yang pertama.
Nah, karena saya anak ITB, jadinya saya tau tuh, anak ITB membuka open recruitment buat siapa aja yangmau ikutan’mengawal’ ke jakarta. Saya diajakin temen saya buat ikutan…tapii…menurut saya cara mereka itu bukanlah cara yang cerdas untuk menyuarakan aspirasi. Meski mereka bilang, mereka mau ‘mengawal’ dan meberikan pendapat, buat saya itu semua akan sama dengan demonstrasi. Saya, jujur aja, ga suka demonstrasi. Karena menurut saya, demonstrasi, sambil bawa-bawa spanduk, adalah jalan yang paling (maaf) kampungan dan ga cerdas untuk menyampaikan aspirasi. Sebagai mahasiswa, yang tentunya udah punya pemikiran yang lebih matang, sebuah demonstrasi dengan spanduk dan toa bukanlah cara yang intelek menurut saya.
Ya memang sih, reformasi ada gara-gara mahasiswa berdemo besar-besaran di gedung DPR, Mei 1998 yang lalu. Tapi liat deh, cara itu ga membuat nama indonesia baik di mata dunia. Ada satu penggalan dari novel clara Ng (Dimsum Terakhir) yang saya baca, isinya adalah keheranan dengan mahasiswa Indonesia yang sempat-sempatnya berdemo, teriak-teriak minta keadilan…apakah tugas kuliah mereka sudah selesai? Apakah diktat yang bertumpuk sudah dibaca? Apakah praktek kerja lapangan laporannya sudah selesai? Apa tidak ada buku yang harus dimengerti isiniya? Berbagai pertanyaan ini seperti menghantam saya dan menyadarkan saya ada berbagai jalan yang lebih baik untuk menyarakan aspirasi.
Kemarin saya buak youtube dan menonton konferensi dunia tentang lingkungan hidup. Disana,ada seorang anak yang umurnya kira-kira 14 tahun lah, ngomong: People are seen by his action, not by his saying. Hal ini semakin memantapkan opini saya tentang betapa-ga-kerennya-kalo-demo. Si anak itu pidato di depan ratusan representatives dari berbagai negara. Dia membicarakan, dengan kalimat yang sederhana, straight to the point, dan bener2 dari kacamata anak-anak, mengenai masa depan dunia dan nasib generasi selanjutnya apabila manusia, terutama representatives itu, tidak mengindahkan lingkungan dan menjaganya untuk tetap nyaman ditinggali.
Komunikasi seperti forum atau konferensi seperti itu lebih efektif deh, kayaknya. Dan yang pasti, kedua belah pihak akan berinteraksi dengan lebih personal, sehingga maksud dan arah masing-masing dapat dimengeri dan dicapai secara maksimal.
Ini PR buat mentri perhubungan nih…harus diadakan komunikasi rutin antara pemerintah dan mahasiswa.
Gimana menurut kalian? Apa ada cara lain yang lebih keren dan terhormat dari sekadar angkat spanduk dan toa? Karena menurut saya cara yang konvensional ini ‘ga mahasiswa’ banget.
sip, gw seneng ada yang peduli (paling ga udah komentar)dengan aksi yang dilakukan mahasiswa kemaren.
ReplyDeletegw stuju dengan pendapat lu tentang forum, "Komunikasi seperti forum atau konferensi seperti itu lebih efektif deh". dan awalnya gw ga ngeliat aksi, unjuk rasa, demonstrasi, dan apalah namanya, sebagai satu bentuk efektif untuk menyuarakan aspirasi. kalo lu bilang membuat suatu forum komunikasi ( yang gw rasa bakal membuat kita cuma menunggu aja terus sampe pemerintah buka jalur komunikasi), sebenernya gw punya usulan lain yang lebih praktis tapi dampaknya luar biasa, yaitu media massa. "pena lebih tajam dari pedang", demikian kata Voltaire, pujangga besar dari Perancis. singkat kata, media massa punya pengaruh yang sangat besar dalam membentuk opini masyarakat.
memang demonstrasi terlihat sebagai jalan yang paling kampungan dan ga cerdas untuk menyampaikan aspirasi dan saya rasa, mahasiswa yang turun ke jalan juga sadar akan hal itu. tapi ada beberapa hal dari makna demonstrasi yang menurut saya tidak bisa digantikan, sehingga saya ingin terlibat dalam sebuah UNJUK RASA:
1. Di Indonesia, unjuk rasa menjadi hal yang umum sejak jatuhnya rezim kekuasaan Soeharto pada tahun 1998, di mana unjuk rasa menjadi simbol kebebasan berekspresi di negara tersebut.(dari Wikipedia). ini adalah suatu hal yang penting dan patut dipertahanan (dan dimanfaatkan,hehe..)
ReplyDelete2.tujuan demonstrasi bukan cuma untuk mengaspirasikan pemikiran2 mahasiswa, tapi lebih dari itu, ia juga bertujuan untuk menginspirasi masyarakat agar masyarakat nggak asal terima, agar masyarakat juga lebih kritis dalam menanggapi berbagai persoalan sosial. demonstrasi yang dilakukan mahasiswa mempunyai fungsi untuk menarik simpati masyarakat, bukan cuma protes kepada pemerintah. demonstrasi merupakan CUMA SALAH SATU cara mahasiswa untuk membuka mata masyarakat (selain melalui media massa dan lainnya, karena tidak semua orang baca koran kan?)untuk peduli bahwa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
3. ketika seorang manusia melihat sesuatu yang terlihat "tidak lazim", tidak biasanya,(misalnya rombongan mahasiswa terlihat seenaknya pake jalan utama kota untuk demonstrasi, walau pada kenyataanya mahasiswa berusaha untuk mengurangi efek samping dari sebuah aksi dengan berjalan secepatnya ketika memakai fasilitas umum), manusia cenderung ingin berbagi dengan sesamanya tentang apa yang terjadi (misalnya aja status fb yang makin ga penting, haha..). ini yang disebut gw sebut kekuatan buah bibir,ngerti kan maksudnya?
4. yang gw rasa paling blom bisa tergantikan dari sebuah demonstrasi adalah jalinan silaturahmi antar mahasiswa se-Indonesia yang turut terlibat dalam aksi. hal ini sangat berbeda dengan saat kita mempropagandakan sesuatu lewat media massa ataupun forum saja (yang terkesan lebih individual). demonstrasi juga berfungsi sebagai wadah pemersatu mahasiswa, ada rasa kekeluargaan ketika para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi turun bersama-sama untuk menyuarakan sesuatu yang kurang lebih sama.
5. dan berbagai nilai lebih lainnya yang lebih dari sekedar kesan intelek (walau ini juga penting).
namun yang saya sayangkan adalah:
-beberapa mahasiswa terkadang juga melupakan tugas akademiknya (BEBERAPA). Kadang mereka melihat tidak ada gunanya kuliah kalo nggak peduli dengan negara, ini betul tapi nggak benar buat gw. buat gw kuliah sama pentingnya dengan memikirkan negara, karena itulah modal penting untuk memikirkan dan berjuang untuk negara.
-sistem kuliah semakin tidak peka dengan persoalan yang dihadapi oleh negeri ini. kuliah semakin mengagungkan transfer ilmu tanpa kepribadian, tanpa ilmu2 jalanan yang gw udah sedikit ngerasain ternyata berguna banget di kehidupan nyata. misalnya: bagaimana mempengaruhi orang, bagaimana membaca situasi sosial, dan bagaimana2 lainnya...
hal yang gw bilang barusan bisa diliat dari waktu kuliah yang semakin pendek, kegiatan kampus yang makin inklusif atau kegiatan kampus yang eksklusif tapi tak menjawab persoalan masyarakat dengan memuaskan.
itulah pendapat saya, saya sangat berharap ada tanggapan balik.(hahaha....)
astagfirullah....baru sadar kalo thread ini dikomentarin.
ReplyDeleteSebentar lagi SBY digantikan nih. Pilkada udah dimana2. BaCaPres (bakal calon presiden) udah mulai "memunculkan diri". Bagaimana mahasiswa menanggapi ini? Semoga aja mahasiswa masih mau kritis dan peduli. Semoga maraknya berita2 aneh nan tidak penting macam eyang subur atau julia perez tidak "menutupi" mata kita dari melihat, mengomentari, dan bersuara atas kepemimpinan di negara ini. Kenapa? karena kita lah yang selanjutnya akan duduk disana, ditonton oleh anak cucu kelak. Mari belajar menjadi penonton yang baik sebelum memulai menjadi pelakon yang teladan.
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)