Siapa sebenarnya dirimu, akupun bingung
Kau datang membawa parhatian disaat aku terlupakan
Kau datang membawa senyuman disaat aku membutuhkan dukungan
Kau datang membawa tawa disaat mendung di wajahku tercipta
Kau datang membawa nasihat di saat aku mulai bingung mnentukan arah
Kau siapa, akupun tak tahu.
Aku tak pernah meminta dirimu untuk hadir dalam hidupku, yah setidaknya bukan namamu yang kusebut dalam doaku
Aku tak pernah meminta segalanya, karena kau membawanya seolah kau memang suka membawakan semua itu padaku
Layaknya seorang gadis yang diberi curahan perhatian cuma-Cuma, akupun mulai memperhatikanmu
Mulai tumbuh suatu rasa, yaku sendiri tak mampu mengungkapkannya
Entah karna aku malu, atau memang aku hanya tak tahu
Yang pasti setiap rasa tak pernah sedikitpun keluar dari secuilpun inderaku
Kau ini siapa, aku tidak pernah mengenalmu
Aku hanyalah anak kecil ingusan yang polos
Tau apa kau tentang cinta? Sebelum aku mengenalmu
Aku bukanlah orang yang buta hati, aku pun tahu apa yang ada di dalam hatimu
Yang kutahu, bahwa itu tidak mungkin kau ungkapkan padaku
Kita hanya sama-sama tahu, dalam diam, dalam bisu
Tak pernah sedikitpun aku berusaha untuk memperjelas garis ini
Tak pernah, baik kau maupun aku
Karena kita tahu, batas yang mana yang boleh kita lewati
Hatiku sedih dan merana, dan kau tahu kau pun begitu
Seakan ada tembok menghimpit dan menahanku tegas untuk mencegah
Semua kata, semua rasa, semua emosi yang menumpuk
Dan kau akhirnya pergi, wahai orang yang akupun tak tau siapa sebenarnya dirimu
Kau tinggalkan aku dalam kebisuan yang menganga lebar
Yang kusadari menimbulkan rasa sakit yang teramat
Yang tak dapat kulukiskan dengan bahasa apapun
Kau tinggalkan aku dengan tanda tanya besar
Yang setiap hari kuhidari untuk kujawab
Kuputuskan untuk mengacuhkanmu dalam pikiranku
Dan aku mulai tenggelam denagn duniaku sendiri, tanpamu
Dan syukutlah, kau pun juga begitu
Di tempat yang baru, yang aku tak tahu dimana kau
Kau memulai lagi hidupmu dengan yang lain
Aku mensyukurinya, karena kau hidup bahagia
Aku bahagia dengan hidupku, meski tanpamu disini, di dalam hati
Sekarang, setelah satu tahun aku mengenang hari terakhir kita bertemu
Aku berjumpa lagi denganmu dalam bayang nyata
Dalam suatu pertemuan yang amat klise
Dimana aku tak siap menemuimu
Yang membuat aku bingung, wahai orang yang akupun belum tahu isi hatimu
Adalah betapa aku jadi membencimu, benci yang menyakitkan
Hingga rasanya diriku sendiri jadi ikut merasa sakit karena membencimu
Aku kesal pada diriku sendiri,aku kesal pada reaksi anggota tubuh dan jiwaku yang, enah mengapa, begitu membencimu
Aku bingung pada dirimu
Di depan orang lain kau bagaikan malaikat bgaiku, kau terlihat begitu natural, disaat aku y=hanya berdiri kikuk menghadapimu mnegobrol dengan ‘wajar’
Tapi begitu tak ada orang diantara kta
Kau seakan tidak mengenalku
Bahkan kau menganggapku lebih transparan dari angin, hingga kau tak secuilpun menggubris keberadaanku
Bukannya aku tak mau menegurmu
Aku hanya takut hatiku terluka lagi
Hatikuelum sembuh benar, penataannya masih kacau balau
Kutahu kau adalah sosok yang kuat
Dengan mudah kau tata hatimu dan kau siapkan bagi orang lian
Yang kini ada di sebelahmua
Wahai orang yang ingin kutahu siapa dirimu
Aku sungguh membenci keadaan ini
Aku tak dapat bersikap selayaknya tidak mengenalmu
Aku tak dapat menghindari
Aku tak dapat menghentikan detak jantungku yang bertalu-talu ini
Maka izinkan aku untuk menjauh darimu, begitu pintaku padamu
Dalam sorot mataku di siang itu
Di saat kau menyapaku dalam formalits yang kesekian kalinya
Dan kutahu, kau dengan gamang mengiyakannya
Tapi kumohon jangan membenciku
Aku bingung, entah aku atau kau yang terlalu kekanakan
Hingga menganggap akhir dari kita adalah bermusuhan
Kumohon, datangi aku dan bersikaplah seperti biasa
Dan aku akan bersikap biasa lagipadamu
Kumohon, jangan musuhi aku
Aku tidak suka memilii musuh,apalagi jika kau orsngnya
Mulailah dulu darimu, aku yakin akan kuubah semua cerita kita dulu
No comments:
Post a Comment
Feel free to put on your thoughts about my writings :)